Mengasah Solidaritas di Bulan Ramadhan

  • Bagikan

RAMADHAN merupakan bulan yang dinantikan oleh umat islam di seluruh penjuru dunia. Bulan Ramadhan menjadi momentum yang sangat tepat untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dalam kaitannya dengan hubungan vertikal (Hablumminallah) untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Nya.

Oleh: Dr. St. Maria Ulfah, S. Pd, M. Pd

Selain itu perlu juga diperhatikan dimensi horisontal ( hablumminannas)yaitu memaknai persaudaraan dan kemanusiaan melalui kepedulian terhadap sesama.

Menahan haus dan lapar saat berpuasa, membuat kita merasakan kesulitan orang lain sehingga muncul rasa kepedulian terhadap sesama. Kemudian menyadari untuk melaksanakan zakat, infak, dan sedekah.

Jika kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah memberikan ganjaran yang berlipat ganda, maka nilai uang tidak akan ada artinya karena Allah memberikan keistimewaan dalam diri kita. Bersyukur masih dipertemukan di bulan suci yang penuh berkah dan ampunan Allah. Sehingga terbebas dari siksa api neraka, dan ditempatkan oleh Allah di surga-Nya yang terbaik.

Bulan puasa membiasakan kita untuk banyak memberi dan berbuat baik yang melebihi dari biasanya agar kesuksesan yang lebih besar dapat kita peroleh dalam hidup secara umum.

Perkembangan teknologi sekarang ini telah memberi banyak pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan bermasyarakat. Akibat dari hal tersebut kita kadang mulai mengabaikan interaksi terhadap sesama manusia, karena terlalu mengandalkan teknologi dibandingkan peran manusia yang tentunya memberi dampak langsung terhadap kehidupan sosial. Akhirnya semua orang nyaris tidak peduli terhadap orang-orang di sekitar kita dan tidak lagi mengedepankan kebersamaan dan membuat kita menjadi pribadi yang individualistik, dan membuat kita lupa bahwa kita adalah makhluk sosial, yaitu manusia yang senantiasa hidup berinteraksi dengan manusia lainnya dan saling membutuhkan satu sama lain.

Kepedulian sosial adalah bagian dari hukum timbal balik, dimana jika peduli terhadap sesama maka sesama pun akan kembali peduli terhadap kita, sehingga menjadi sebuah keterkaitan. Keterkaitan antar sesama manusia adalah hal yang harusnya otomatis terjadi karena manusia saling membutuhkan. Teknologi dapat dimanfaatkan dengan benar akan juga membantu mewujudkan kepedulian sosial melalui meberikan bantuan secara online.

Ibarat mata pisau yang harus selalu diasah, kepekaan sosial juga butuh diasah terus menerus. Bahkan sejak dini, kepedulian sudah harus dipupuk melalui kegiatan sederhana, misalnya mengajak anak membantu melakukan pekerjaan rumah tangga.

Agar dapat mengasah kepedulian anak terhadap orang-orang di sekitarnya disesuaikan dengan kemampuannya. Minimal bisa membantu membereskan meja makan atau mencuci piring. Dapat juga mengajak anak membuat hidangan buka puasa bersama, dan membagikannya kepada tetangga dan orang-orang di sekitarnya. Tanpa lupa memberikan apresiasi berupa pujian, sehingga ia lebih bersemangat untuk melakukan kebaikan yang sama di lain waktu.

Jadi, sangat mungkin ia juga akan membantu Ibu dengan senang hati untuk membereskan rumah setelah lebaran. Tentunya menanamkan sikap empati kepada anak tidak akan muncul secara langsung. Pembelajaran tersebut harus dipraktikkan berulang kali dan bertahap. (***)

  • Bagikan

Exit mobile version