MAKASSAR, RADARSULBAR.CO.ID — Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan mengelar ekspose Forest Programme IV Mamasa Sulawesi Tahun 2022 dan Workshop AWP 2023 dalam penelolaan Taman Nasional Gandang Dewata (TNGD), Selasa 7 Maret 2023.
Kegiatan ini digelar dua hari mulai Selasa 7 Maret hingga Rabu 8 Maret di Hotel Harper Makassar diikuti 35 peserta dari tujuh pemerintah desa dan tokoh masyarakat di kawasan TNGD serta Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Mamasa serta perwakilan media. Selain itu ada juga peserta mengikuti secara online.
Ketua Panitia Kegiatan, Ashar mengatakan kegiatan ini kerjasama pemerintah Indonesia dan pemerintah Federal Jerman yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan dengan hibah luar negeri pendanaan German Federal Goverment, Kementerian Ekonomi dan Pembangunan Koperasi melalui Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW).
“Tujuan dari kegiatan ini adalah mendiseminasikan capaian kinerja FP IV kepada stakeholder. Kemudian meningkatkan peran serta dan komitmen para pihak dalam pengelolaan Taman Nasional Gandang Dewata, serta menyebarluaskan pengetahuan melalui berbagai media massa,” ujar Ashar.
Selain itu, FP IV ini juga bertujuan untuk pemanfaatan berkelanjutan SDA TNGD dan pengembangan dan pelestarian primer untuk memperbaiki kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), keanekaragaman hayati dan penghidupan TNGD.
Kepala BKSDA Sulsel, Jusman mengatakan ungkapan penghargaannya dan kepercayaan diberikan kepada BKSDA Sulsel sebagai penyelenggara kegiatan Forest Programme IV Watershed Mamasa Sulawesi Tahun 2020-2026.
Jusman berharap kegiatan ini berjalan dengan lancar dimana ini adalah bagian dari transparasi dan keterbukaan dalam melaporkan hasil capaian kerja yang dilakukan oleh BBKSDA. Dimana program ini difokuskan untuk TNGD selama tujuh tahun terhitung 2020 hingga 2026 mendatang.
“Kita berharap program ini memiliki output yang tepat sasaran, transparan dan efektif untuk pengembangan pengelolaan Taman Nasional Gandang Dewata. hal ini untuk mempertahankan tutupan hutan dan nilai biologis ekosistemnya, memperbaiki kondisi hutan untuk memenuhi fungsinya dan pencegahan degradasi tanah serta lain sebagainya, nanti dipemaparan materi akan dijelaskan semuanya,” ujar Jusman.
Kepala Dinas Kehutanan Sulbar Andi Aco Takdir saat membuka kegiatan ini sangat mengapresiasi Kemenenterian LHK khususnya BKSDA Sulsel dalam menjaga dan mengembangan TNGD. Ia berharap kolaborasi ini tetap berlanjut agar pelestarian sumber daya alam di Sulbar terus terjaga.
”Kami bersyukur juga kalau kerjasama pemerintah Indonesia dan Pemerintah Federal Jerman dapat membangun inovasi di Sulbar terkhusus pengelolaan TNGD serta masyarakat Sulawesi Barat. Kita harap kolaborasi ini berjalan dengan baik, kawasan Taman Nasional Gadang Dewata ini merupakan salah satu wilayah yang dilalui Garis Wallace, ada begitu banyak keanekaragaman hayati yang dimiliki kawasan ini.
Taman Nasional Gandang Dewata adalah salah satu wilayah konservasi berupa taman nasional yang berada di Sulbar. Taman Nasional Gandang Dewata adalah taman nasional ke 53 di Indonesia yang ditetapkan Menteri LHK dengan SK No.773 tanggal 3 Oktober 2016 dengan luas 180.078 Ha dan dideklarasikan pada tanggal 5 April 2017. Secara administratif kawasan Taman Nasional Gandang Dewata berada di antara empat kabupaten, yaitu Kabupaten Mamasa, Mamuju, Mamuju Tengah dan Pasangkayu. (mkb/jaf)