POLEWALI, RADARSULBAR.CO.ID – Sejumlah wilayah di Polman mulai memasuki musim panen padi.
Harga gabah di tingkat petani saat ini di Polman naik dari panen sebelumnya. Harganya mencapai Rp6.200 hingga Rp6.500 per kilogram.
Namun, tingginya harga gabah tidak menyurutkan pedagang dari luar daerah seperti Pinrang untuk memborong gabah petani Polman. Setiap hari puluhan mobil truk pengangkut gabah dari luar daerah masuk ke Polewali mengangkut gabah.
Harga gabah yang tinggi membuat pedangang lokal tak mampu membeli kecuali yang memiliki modal besar. Termasuk Bulog tak mampu membeli gabah petani karena diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah.
Harga gabah yang tinggi ini juga diakui Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar saat berdialog langsung dengan petani Keluraan Darma Kecamatan Polewali yang sementara panen, Salasa kemarin.
Salah seorang petani Kelurahan Darma, Harbi mengaku harga gabah ditingkat petani saat ini mencapai Rp 6.500 dengan potongan 10 kilogram. Harga ini lebih baik dibanding musim panen lalu yang hanya sampai Rp 5.000 per kilogram.
“Lumayan pak ada kenaikan harga sedikit untuk menutupi biaya pengolahan lahan, pupuk dan obat obatan,” terang Harbi saat berdialog dengan Bupati Polman.
Ia mengaku banyak pedagang dari luar daerah yang membeli gabah karena di Pinrang saat ini belum musim panen.
Menanggapi kondisi ini, Andi Ibrahim Masdar mengaku terkait harga gabah yang masih tinggi ditingkatan petani karena banyaknya pedangan datang dari luar Polman membeli gabah.
“Gabah kita banyak ke luar daerah sehingga mempengaruhi stok cadangan beras di Bulog. Ini juga memicu kenaikan harga beras yang tinggi dalam beberapa pekan ini,” jelasnya.
Ia mengaku pekan depan akan melakukan rapat dengan seluruh stakeholde kebijakan apa yang akan diambil agar gabah Polman tidak keluar daerah. Ia mengaku berinisiatif melarang pedangan luar daerah masuk membeli, lebih baik gabah petani diserap pedangan lokal. Hal ini menjaga stok cadangan pangan di gudang Bulog.
Karena saat ini cadangan Bulog sisa 500 ton yang hanya cukup hingga bulan April mendatang. Selain itu meminta Bulog dapat menyerap gabah petani sebagai cadangan pangan dan stabilkan harga beras di pasaran.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Andi Ibrahim Wela mengatakan sejumlah daerah di Polman sedang berlangsung musim panen. Dari beberapa lokasi sentra produksi yang sudah panen dimana dilakukan ubinan angkanya menunjukkan peningkatan. Setiap hektare mencapai enam sampai tujuh ton.
Namun diakuinya, belum semua daerah di Polman yang merupakan penghasil gabah memasuki masa panen.
Ia mengakui harga gabah masih tinggi di tingkat petani. Sementara Bulog belum melakukan penyerapan.
Hal itu lantaran harga di petani di atas harga pembelian pemerintah. Dimana harga pembelian pemerintah Rp4.200 per kilogram sementara harga di petani saat ini berkisar Rp6.200 hingga Rp6.500 per kilogramnya.
Meski begitu optimis hasil panen musim tanam tahun ini mengalami peningkatan. (mkb)