JAKARTA, RADAR SULBAR – Penundaan pengumuman hasil seleksi PPPK guru 2022 membuat ratusan ribu honorer kecewa berat.
Mereka menilai pemerintah tidak siap dalam melaksanakan proyek bombastis, rekrutmen satu juta PPPK guru.
Anehnya, yang bermasalah hanya PPPK guru, sedangkan seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tenaga kesehatan (nakes) dan teknis tahapannya sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
“Ini ada apa ya, kok hanya PPPK guru yang mundur? Tahu enggak sih para pejabat itu, ketika pengumuman diulur-ulur, makin banyak korban dari guru prioritas satu (P1),” kata Ketua Forum PPPK (F-PPPK) Kabupaten Bogor Meisi Lukitasari, Jumat (3/2).
P1 adalah guru honorer yang lulus passing grade (PG) pada seleksi PPPK 2021, tetapi tidak mendapatkan formasi pada 2021. Perlu diketahui, sebanyak 193.954 guru lulus PG PPPK 2021 masuk kategori P1 pada seleksi PPPK 2022.
Para pelamar kategori P1 tersebut tidak perlu lagi ikut ujian seleksi PPPK 2022.
Namun, dari 193.954 guru lulus PG 2021, sebanyak 53.241 di antaranya belum mendapatkan formasi.
Meisi menceritakan bagaimana kondisi rekan-rekannya.
Sebagai ketua forum PPPK Kabupaten Bogor, Meisi menjadi tempat menumpahkan uneg-uneg para P1 khususnya di daerah tersebut.
“Kalau dada saya ini ibarat toren, sudah tumpah-tumpah airnya. 2 Februari adalah tanggal bencana bagi kami, banjir air mata,” ujar Meisi.
Dia bercerita bahwa sejak Desember 2022 guru P1 sudah banyak yang tumbang.
Mereka dikeluarkan dari yayasan karena dianggap sudah menjadi ASN PPPK.
Tidak hanya di Kabupaten Bogor, tetapi merata di daerah guru P1 secara bertahap telah diberhentikan.
Mereka harus mencari sekolah baru agar namanya di Dapodik tetap aktif.
Para guru P1 kecewa, kebijakan yang dibuat pemerintah justru membuat mereka kelimpungan mencari tempat mengais rezeki yang baru.
Beruntung sebagian dari mereka sudah mendapatkan sekolah negeri tempat saat para guru P1 itu melamar.
Yang bikin Meisi sedih ketika beberapa guru swasta di kabupaten Bogor terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Desember 2023, karena yayasan mendengar akan ada penempatan di akun SSCASN.
“Guru P1 sudah berusaha ke Dimas Pendidikan masing-masing. Jawabannya mengecewakan, mereka tidak bisa berbuat banyak, karena mengacu pada pusat,” ujarnya.
Meisi khawatir jika pengumuman hasil ujian PPPK guru diundur terus, maka makin banyak P1 yang menjadi korban.
Mewakili guru P1 yang sudah mendapatkan formasi PPPK 2022, Ibu guru cantik ini mendesak pemerintah segera mengumumkan dan jangan minta honorer terus bersabar.
“Kami sudah bersabar sejak 2021 ketika kami lulus PG murni dan dites berkali-kali, tetapi karena pemerintah tidak siap menyediakan formasi akhirnya kami jadi korbannya,” tegas Meisi Lukitasari.
Sebelumnya Kemendikbudristek dan BKN pada Kamis (2/2) sore menginformasikan pengumuman hasil seleksi PPPK guru 2022 yang sedianya diluncurkan 2-3 Februari 2023, tiba-tiba ditunda.
Ironisnya, penundaan pengumuman ini tanpa ada alasan jelas dari pemerintah. (jpnn)