Prof Mudzakkir Ungkap Kejanggalan Tuntutan terhadap Ferdy Sambo, kok Masih Level 2?

  • Bagikan
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo saat mengikuti sidang tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (17/1). Jaksa menuntut Ferdy Sambo hukuman penjara seumur hidup. --Foto: Ricardo/jpnn--

Mudzakkir menyatakan dalam perkara ini hanya Bharada Richard Eliezer yang oleh JPU disebut secara jelas perannya, yakni sebagai eksekutor.

“Ferdy Sambo itu tidak jelas, dia sebagai pelaku apa. Kalau yang saya tangkap, sesungguhnya jaksa ingin menyampaikan bahwa Ferdy Sambo itu adalah aktor intelektualis atau bahasa KUHP-nya disebut penganjur,” kata Mudzakkir.

Apa Peran Putri Candrawathi?

Mudzakkir juga mempertanyakan status Putri Candrawathi, apakah pelaku turut serta atau penganjur.

“Kalau gabungannya sama Ferdy Sambo, kenapa (untutan) hukuman Bu Putri sangat turun sekali, masih lebih berat daripada Eliezer. Seharusnya Ibu Putri, karena dia turut serta sebagai pelaku penganjur tak jauh dari pelaku penganjur yang lain,” ucap Mudzakkir.

Prof Mudzakkir menyatakan terjadinya tindak pidana itu karena adanya inisiasi dari pelaku penganjur.

“Kalau dia (Putri Candrawathi, red) turut serta penganjuran, mestinya hukumannya lebih berat,” kata pria kelahiran 7 April 1957 itu.

Dalam perkara ini, JPU memohon kepada majelis hakim agar menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Ferdy Sambo.

Bharada Richard Elziezer yang merupakan terdalwa yang berstatus justice collaborator dituntut 12 tahun penjara.

Bharada Richard sendiri disebut hanya menjalankan perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J di rumah dinas Duren Tiga, Jaksel pada 8 Juli 2022.

Adapun Putri Candrawathi, Kuat Ma’ruf, dan Bripka Ricky Rizal masing-masing dituntut delapan tahun penjara. (jpnn)

  • Bagikan

Exit mobile version