RADAR SULBAR – Raksasa manufaktur Korea Selatan (Korsel) Samsung diketahui merupakan salah satu perusahaan ponsel terbesar di dunia. Mereka memiliki beberapa ponsel dan teknologi terbaik di pasaran.
Namun, karena sifat pasar ponsel yang sangat kompetitif, perusahaan perlu mengambil beberapa langkah untuk memastikannya tetap di atas. Laporan pelacakan pasar baru-baru ini mengungkapkan bahwa seri Samsung Galaxy S22 mungkin tidak dapat mencapai target sebanyak 30 juta unit.
Hal ini diduga karena kinerja model andalan yang buruk. Karena alasan ini juga, Samsung dikabarkan tidak akan berekspektasi tinggi dengan seri Galaxy S23 Series yang akan datang. Bahkan, ada kabar Samsung Galaxy S23 series tidak akan dinaikkan harganya.
Dilansir dari MyDrivers, kenaikan harga membuat Samsung khawatir akan membuat seri Galaxy S23 kalah bersaing. Terlebih dengan Apple, yang dalam seri ini, Galaxy S23 Series akan langsung head to head dengan iPhone 14 Series.
Menurut sebuah laporan dari Korea Selatan, pendapatan divisi Mobile Experience Samsung naik dari KRW 28,42 triliun (berkisar Rp 348 triliun) pada kuartal kedua tahun 2022 menjadi KRW 32,21 triliun (berkisar Rp 396 triliun lebih) pada kuartal ketiga tahun 2022.
Angka itu merupakan peningkatan kuartal sebesar 13,3 persen. Meski demikian, laba operasional perusahaan turun dari KRW 3,36 triliun pada kuartal kedua tahun 2022 menjadi KRW 3,24 triliun won pada kuartal ketiga tahun 2022. Laba perusahaan tercatat turun sebesar 3,6 persen.
Karena hal itu, menurut laporan sebelumnya, Samsung Electronics akan menyesuaikan strategi ponselnya tahun ini untuk memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik kepada pengguna. Selain harga, Samsung juga disebut akan fokus meningkatkan performa chip untuk bersaing dengan iPhone besutan Apple.
Beberapa analis juga meyakini bahwa manajemen Samsung berambisi untuk mempersempit jarak dengan Apple di pasar ponsel kelas atas dan mendapatkan kembali kepercayaan konsumen. Dalam strategi sebelumnya, Samsung hanya memastikan keuntungan dengan mengurangi biaya.
Berdasar itu, perusahaan memiliki seri Galaxy A kelas menengah dan bawah. Namun, strategi ini tampaknya gagal terutama dengan banyaknya merek Tiongkok yang menawarkan model supermurah dengan performa lumayan. (jpg)