MAMUJU, RADARSULBAR — Harga dan ketersediaan sembako di dua pasar tradisional di Mamuju, dinilai masih stabil. Tidak ada kelangkaan dan lonjakan harga secara signifikan.
Hal tersebut diketahui setelah Karantina Pertanian Mamuju bersama Kantor Perwakilan (KPw) BI Sulbar, Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Sulbar dan Mamuju dan TNI-Polri, melakukan pengawalan, kesiapan dan ketersediaan komoditas bahan pokok pangan, di Pasar Regional Mamuju dan Pasar Sentral Mamuju, Jumat 30 Desember 2022.
Hal itu dilakukan untuk memastikan tidak ada kelangkaan dan kenaikan harga sembako saat perayaan Natal dan menjelang perayaan Tahun Baru 2023.
“Ada kenaikan tapi sedikit, tapi dari sisi ketersediaan bahan pangan di Sulbar, aman,” kata Agus Karyono, di Pasar Regional Mamuju.
Menurutnya, jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan harga dan kurangnya ketersediaan bahan pangan di Sulbar, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan intervensi pasar.
“Untuk kondisi stok beras itu aman. Berapa pun permintaan dari pedagang akan dipenuhi. Gangguan longsor di trans Mamuju-Majene tidak mempengaruhi,” ujarnya.
Ia pin mengimbau, menyambut tahun baru kalau ada kenaikan harga jangan terlaku tinggi. Pemerintah akan memastikan ketersediaan pasokan bahan pangan.
“Kita selaku jajaran pemerintah memiliki kewajiban menyediakan pangan untuk kebutuhan masyarakat,” sebut Agus.
Salah seorang pedagang beras, Edo mengaku, harga beras yang ia jual sudah turun dibanding satu pekan lalu. Beras yang dijualnya berasal dari Kabupaten Polman dan Sidrap.
“Berasnya ada dari Polman dan Sidrap. Tapi paling banyak dari Polman. Beras dari Mamuju ada. Tapi belakangan sudah tidak ada,” ungkapnya.
Begitu juga yang disampaikan Rafli, pedagang di Pasar Regional Mamuju. Stok beras masih akan aman hingga beberapa hari ke depan.
“Kalau telur sudah turun tiga hari lalu. Sebelumnya 52-54 ribu per rak. Kalau telur datangnya dari Sidrap,” tandasnya. (ajs/jaf)