MAMUJU, RADARSULBAR — Pemprov Sulbar memperkuat koordinasi dengan Forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Sulbar dalam mempersiapkan mitigasi bencana.
Pj Gubernur Sulbar Akmal Malik mengatakan, saat ini sejumlah daerah mengatasi cuaca ekstrim, begitupun di Sulbar, data indeks resiko bencana Indonesia IRB tahun 2021, provinsi Sulbar mempunyai resiko yang tertinggi dengan skor 164,85 poin.
“Ini menunjukkan bahwa daerah kita memiliki resiko cukup tinggi,”kata Akmal Malik.
Dengan semakin meningkatnya intensitas bencana dan keragaman kejadian bencana. Maka penaggulangan bencana di Sulbar itu perlu ditangani secara konferhensif multi sektor terpadu dan terkoordinasi.
Ia mengatakan, susuai hasil Global Platform gor disaster risk reduction (GPDRR) ke 7 di Bali, salah satu rekomendasi penanganan bencana yaitu pengurangan resiko bencana perlu diintegrasikan dengan kebijakan utama pembangunan dan pembiayaan.
“Ini berarti bahwa transformasi mekanisme tata kelola resiko bencana merupakan tanggungjawab bersama lintas sektor, sistem, skala dan batas,” ucap Dirjen Otda itu.
Tidak hanya itu, berdasarkan data BMKG Sulbar khsusnya Mamuju dan Mejene telah beberapa kali mengalami bencana. Sehingga ia menekankan agar kolaborasi bersama Forkopimda dan OPD terkait diperkuat melalui bentuk kolaborasi.
“Saya berharap melalui rakor ini seluruh Forkopimda dapat menetapkan keputusan atau kebijakan yang mendukung pelaksanaan mitigasi bencana di Sulbar,” tutupnya.
Usai memberikan sambutan, kegiatan Rapat Koordinasi Strategis Pimpinan Forkopimda dilanjutkan dengan focus grup diskusi, dengan narasumbernya Sekertaris Daerah Provinsi Sulbar Muhammad Idris bersama TNI, Polri dan Kepala BPBD Sulbar Amri Ekasakti. (jaf)