SURAKATA, RADAR SULBAR – Ketika keributan di Keraton Kasunanan Surakarta masih dalam pengusutan polisi, Lembaga Dewan Adat (LDA) mengubah nama Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Mangkubumi menjadi KGPH Hangabehi di Sitinggil, Keraton Kasunanan Surakarta, Sabtu (24/12).
Ketua LDA Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari alias Gusti Moeng mengklaim, perubahan nama tersebut sudah sesuai kesepakatan dari sentana dan abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta. Alasannya, Keraton Kasunanan Surakarta tidak pernah memakai nama Mangkubumi untuk anak laki-laki tertua.
“Meskipun kakak bapak saya (PB XI) juga Mangkubumi, tapi tidak baiklah itu,” ujarnya.
Menurut Gusti Moeng, nama Adipati Anom hanya bisa diberikan kepada putra raja dari permaisuri atau wanita yang dinikahi secara Bhayangkari. Meski demikian, nama itu bisa diberikan kepada putra raja jika sang raja telah mangkat atau meninggal dunia.
“Pemberian nama Hangabehi itu sama seperti kasus Sinuhun PB IX. Semua tidak di-Bhayangkari, jadi tidak bisa menjadi Adipati Anom sebelum bapaknya meninggal,” ucap dia.
Namun, ritual tersebut mendapat sorotan dari GPH Soeryo Wicaksono, adik PB XIII Hangabehi. Dia menegaskan, LDA yang diketuai GKR Wandansari bukan struktur atau lembaga resmi di Keraton Kasunanan Surakarta.
“Dengan demikian, pengangkatan gelar (KGPH Mangkubumi menjadi KGPH Hangabehi) secara adat tidak diperbolehkan. Diketahui bahwa lembaga Keraton Kasunanan Surakarta yang formal sudah dideklarasikan tiga tahun lalu dan GKR Wandansari tidak dipakai lagi oleh PB XIII Hangabehi,” bebernya.
Sentana dalem yang akrab disapa Gusti Nino itu menambahkan, para kerabat internal keraton sudah memprediksi bahwa hal tersebut akan terjadi, yaitu muncul tandingan calon penerus takhta keraton setelah PB XIII Hangabehi menetapkan Gusti Purboyo, putra dari pernikahannya dengan permaisuri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pakoeboewono, sebagai putra mahkota.
“Mangkubumi dan Purboyo ini sama-sama putra dari PB XIII Hangabehi, tapi beda ibu. Yang berhak meneruskan takhta hanya anak laki-laki dari permaisuri,” tegasnya.
Artinya, dengan telah ditetapkannya Gusti Purboyo sebagai putra mahkota, lanjut Gusti Nino, berarti Purboyo-lah yang berhak meneruskan takhta PB XIII Hangabehi.
“Yang menobatkan putra mahkota menjadi raja bukan rajanya karena sudah mangkat (meninggal dunia). Yang menobatkan nanti para pengageng. Antara lain, Pengageng Parentah Keraton, Pengageng Sentana, Pengageng Keputren, dan pengageng lainnya dengan persetujuan para kerabat,” ungkapnya.
Gusti Nino menuturkan, penobatan KGPH Mangkubumi menjadi KGPH Hangabehi oleh LDA tidak akan berpengaruh terhadap keputusan PB XIII Hangabehi dalam menetapkan putra mahkota.
“Tapi, bagi yang tidak mengerti, KGPH Hangabehi bisa dianggap sebagai tandingan putra mahkota. Nama Hangabehi ini bisa dikatakan sebagai sandi calon raja versi LDA. Dilihat saja nanti perkembangannya seperti apa,” pungkasnya.
Solusi Wali Kota Gibran
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan sudah mempunyai solusi untuk mengatasi persoalan di keraton. Tapi, dia menyerahkan kepada keluarga keraton apakah menerima solusi itu atau tidak.
“Saya hanya menawarkan solusi. Dipakai boleh, enggak dipakai ya tidak apa-apa,” tutur dia.
Solusi itu juga pernah disampaikan kepada otoritas keraton. Saat ini dia masih menunggu keputusan mereka terkait tawaran tersebut. Bila memang sudah ada keputusan, dia akan langsung bergerak. ”Tapi, nanti tunggu saja sinyal-sinyalnya. Sudah saya sampaikan ke Gusti Purbaya, Kanjeng Gusti Ratu. Begitu ada sinyal, saya langsung gerak,” urai dia.
Namun, Gibran belum bersedia menjelaskan solusi yang dimaksudnya. Menurut dia, formula solusi itu sebuah strategi yang belum bisa dibeberkan ke publik. ”Ini aku menunggu perintah saja. Untuk solusinya rahasia, strategi,” paparnya.
Namun, Gibran optimistis persoalan keraton bisa selesai dengan formula yang dirinya tawarkan. Gibran mengakui, konflik Keraton Surakarta adalah salah satu pekerjaan rumah yang belum selesai hingga saat ini. ”Saya tidak mau intervensi terlalu dalam. Saya kan bukan siapa-siapa, bukan darah biru atau apa,” katanya. (jpg)