Mimpi Singa Atlas Adalah Jangan Berhenti Bermimpi

  • Bagikan
Striker Maroko Youssef En-Nesyri (empat dari kiri) melompat setinggi 2,78 meter untuk mencetak gol tunggal kemenangan atas Portugal dalam perempat final Piala Dunia 2022 di Al Thumama Stadium, Doha, pada Sabtu (10/12) malam WIB. --Karim Jaafar/afp--

RADAR SULBAR – Umpan lambung bek kiri Yahia Attiyat Allah disambut sundulan oleh striker Youssef En-Nesyri pada menit ke-42.

Kiper Portugal Diogo Costa sampai kalah dengan lompatan En-Nesyri yang berdasar cuitan beIN Sports setinggi 2,78 meter!

Lompatan itu mengalahkan tinggi lompatan ikonis Cristiano Ronaldo saat membela Juventus ke gawang UC Sampdoria (2,56 meter) tiga tahun silam.

Kemarin (11/12) dini hari WIB, En-Nesyri mengalahkan Ronaldo bukan hanya dari tinggi lompatan, melainkan juga kemenangan dalam perebutan tiket semifinal Piala Dunia Qatar 2022.

Maroko yang sudah memecahkan rekor dengan lolos ke perempat final kini semakin menambah kejutan dengan menjadi semifinalis. Belum pernah ada wakil Afrika yang mencapainya.

Seperti mengingatkan Piala Dunia 2002 yang juga dimainkan di tanah Asia, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel), semifinal dua dekade lalu memunculkan kuda hitam.

Bukan hanya satu, melainkan dua. Masing-masing Turki dan Korsel. Turki yang memiliki ranking FIFA 22 (sama dengan Maroko saat ini) kemudian finis ketiga setelah mengalahkan Korsel.

Maroko yang sudah mengalahkan Belgia, Spanyol, dan Portugal bakal dihadang juara bertahan Prancis dalam semifinal di Al Bayt Stadium, Al Khor, pada Kamis (15/12) dini hari WIB. Mampukah Singa Atlas –julukan Maroko– melanjutkan kejutannya?

’’Kami sudah menunjukkan bahwa ada tim Afrika yang bisa mencapai semifinal (Piala Dunia, Red) dan bukan tidak mungkin (bisa mencapai) final,’’ ucap pelatih Maroko Walid Regragui seperti dilansir The Independent.

“’Sebagai sebuah tim kecil, Anda harus memiliki mimpi dan kami tidak pernah berhenti untuk bermimpi karena mimpi itu gratis,’’ imbuh pelatih kelahiran Corbeil-Essonnes, wilayah pinggir kota di selatan Paris, 47 tahun silam tersebut.

Performa Maroko selama lima laga di Piala Dunia Qatar telah menunjukkan seperti apa kekuatan Singa Atlas. Sangat disiplin dalam bertahan untuk kemudian melakukan transisi serangan yang cepat.

Romain Saiss dkk juga mampu memaksimalkan peluang meski minim.

Entraineur Prancis Didier Deschamps menyebutkan, Maroko memang kuda hitam, tetapi layak berada di semifinal.

’’Banyak pihak tidak menyangka (dengan capaian Maroko, Red), tapi mereka hanya sekali kebobolan dalam lima laga. Itu jelas bukan capaian yang mengejutkan (untuk semifinalis, Red),’’ tutur Deschamps kepada Telefoot. (jpg)

  • Bagikan