RADAR SULBAR – Anderson Salles tahu dari dekat kualitas Neymar. Sebab, dia pernah seklub dengan bintang Brasil tersebut semasa di Santos pada 2008–2009.
Jadi, kemungkinan bisa tampilnya lagi Neymar saat meladeni Korea Selatan (Korsel) dalam laga 16 besar Piala Dunia 2022 di Stadion 974, Doha, dini hari nanti WIB membuatnya tambah yakin pada kekuatan Canarinho.
“Saya sempat memberikan semangat di Instagram-nya agar bisa pulih dan menjadi bagian sejarah Brasil mengangkat piala edisi kali ini,” ujar bek Bhayangkara FC asal Brasil itu kepada Jawa Pos kemarin 4 Desember 2022.
Canarinho di Piala Dunia kali ini, kata pemain kelahiran Aracariguama, Sao Paulo, Brasil, itu, memiliki kekuatan seimbang, bahkan lebih, dengan skuad Samba saat juara pada edisi 2002 di Korea-Jepang. Posisi kiper sampai penyerang diisi pemain berkualitas dunia yang menjadi andalan klub-klub Eropa.
Mereka, lanjut dia, juga rata-rata berada di usia matang dan telah bermain bersama dalam tempo yang lama. Bahkan, seandainya Neymar absen, banyak nama yang bisa menggantikannya.
Tentang calon lawan, Anderson tak menyangka Brasil bakal menghadapi Korsel. Semula dia memperkirakan Uruguay atau Ghana yang mendampingi Portugal lolos.
“Yang paling harus diwaspadai Brasil dari Korsel adalah semangat juang. Apalagi, sudah banyak kejutan di Piala Dunia kali ini,” katanya.
Karena itu, dia berharap Brasil tak memandang enteng lawan. Mereka harus terus menekan dan tak memberikan ruang kepada lawan berkembang.
Portugal sudah menjadi korban semangat pantang menyerah Son Heung-min dkk. Unggul dulu di laga terakhir fase grup H, Cristiano Ronaldo dkk takluk 1-2.
Brasil juga sudah menjadi korban kejutan di duel penutup grup G. Kamerun menjadi tim pertama Afrika yang bisa menundukkan juara dunia lima kali tersebut.
Kemungkinan lanjutan kejutan itu juga yang digarisbawahi gelandang Madura United asal Korsel Lee Yu-jun. Menurut dia, apa yang terjadi di Qatar memperlihatkan bahwa peta kekuatan sepak bola dunia mulai bergeser. Jepang bisa menaklukkan Jerman dan Spanyol serta lolos sebagai juara grup E.
“Negara saya juga berhasil mengalahkan Portugal yang punya salah seorang pemain terbaik dunia, Cristiano Ronaldo,” ujar Yu-jun kepada Jawa Pos kemarin.
Dia melihat Korsel kembali punya peluang menciptakan kejutan. Apalagi, Korsel tidak hanya bergantung pada Son Heung-min. Ada satu pemain yang menurut Yu-jun lebih penting perannya ketimbang bintang Tottenham Hotspur itu: Hwang In-beom.
“Posturnya tidak besar. Tapi, dia punya peran penting di lini tengah,” katanya.
Di mana pun bola berada, selalu ada Hwang. Dialah yang membuat lini tengah Kesatria Taeguk kuat. Lini pertahanan juga jadi lebih aman. ”Kalau performanya menurun, saya yakin penampilan Korsel juga ikut menurun,” katanya.
Yu-jun berharap itu tidak terjadi dini hari nanti. Apalagi, Neymar mungkin bisa kembali bermain setelah cedera yang membuatnya absen di dua laga terakhir fase grup.
“Harus ada pemain yang bisa me-marking Neymar dengan baik. Kalau itu dilakukan, Korsel bisa menang,” ujarnya.
Yu-jun berharap Korsel minimal bisa menyamai torehan di Piala Dunia 2002 dengan lolos ke semifinal. Ketika itu, di 16 besar dan perempat final, Kesatria Taeguk mengalahkan Italia dan Spanyol.
”Apakah Korsel bisa menyamai capaian itu? Kenapa tidak,” katanya. (jpg)