CIANJUR, RADAR SULBAR – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat di Kabupaten Cianjur mewaspadai bencana lanjutan berupa tanah longsor dan banjir bandang.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, imbauan itu dikhususkan bagi masyarakat yang bermukim di daerah lereng perbukitan, lembah, dan bantaran sungai.
“Lereng-lereng yang rapuh ini, ditambah hujan deras, dapat memicu longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng,” ujar Dwikorita Karnawati.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM Hendra Gunawan menambahkan, dari segi wilayah, daerah Cianjur masuk peta kawasan rawan gempa bumi tinggi.
“Jadi, badan geologi melalui PVMBG di bidang gempa bumi sudah menyampaikan peta kerawanan gempa bumi. Memang daerah yang terkena atau sumber gempa Cianjur ini merupakan kawasan rawan bencana bumi tinggi,” ujar Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers, Selasa kemarin 22 November 2022.
Hal itu disebabkan kondisi tanah atau batuan di kawasan Cianjur kurang solid. Dengan begitu, bila terjadi gempa bumi, kondisi tersebut akan memperkuat efek guncangan.
“Terlebih dari informasi BMKG, sumbernya merupakan gempa bumi dangkal yang tidak jauh dari patahan aktif baribis sehingga tidak heran di sana cukup terdampak oleh guncangan gempa,” jelas Dwikorita Karnawati.
Dia melanjutkan, morfologi wilayah tersebut pada umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga terjal yang terletak pada bagian tenggara Gunung Api Gede.
Wilayah itu secara umum tersusun oleh endapan kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda (breksia gunung api, lava, tuff) dan aluvial sungai.
“Sebagian batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter tersebut pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan sehingga rawan gempa bumi,” urai Dwikorita.