RADARSULBAR – Elon Musk bikin ulah lagi di Twitter. Kabarnya, seorang insinyur Twitter bernama Eric Frohnhoefer dipecat. Parahnya lagi, pemecatan dirinya dilakukan Elon Musk hanya lewat cuitan di Twitter-nya.
Usut punya usut, hal ini terjadi lantaran Elon Musk tidak terima dikritisi Frohnhoefer. Pemecatannya itu terjadi akibat mengkritisi cuitan Elon Musk di Twitter akhir pekan lalu.
Hal ini bermula saat Elon Musk yang meminta maaf karena Twitter lambat di banyak negara. Dijelaskan Elon Musk, lemotnya Twitter ini karena jejaring sosial tersebut tengah memperbaiki sistem Remote Procedure Call (RPC) mereka.
Tak lama berselang, Frohnhoefer menyambar cuitan Elon Musk tadi. Dirinya menyebutkan bahwa alasan yang dijelaskan oleh Elon Musk terkait perbaikan sistem RPC mereka adalah tidak benar.
Frohnhoefer menjawab bahwa setelah enam tahun bekerja di Twitter untuk Android, dia dapat mengatakan bahwa pernyataan Musk “salah”. Eksekutif multi-perusahaan itu kemudian bertanya kepadanya berapa angka yang tepat dan apa yang telah dia lakukan untuk memperbaiki Twitter untuk Android, yang “sangat lambat”.
Dia menjawab dengan pekerjaan yang telah dilakukan timnya untuk aplikasi tersebut dan mencantumkan beberapa alasan mengapa itu lambat. Frohnhoefer membeberkan setidaknya ada tiga hal penting yang telah dia lakukan.
“Pertama, itu membengkak dengan fitur yang jarang digunakan. Kedua, kami telah mengumpulkan utang teknologi selama bertahun-tahun karena kami telah memperdagangkan kecepatan dan fitur. Ketiga, kami menghabiskan banyak waktu menunggu respons jaringan,” terang Frohnhoefer.
Dilansir via Engadget, debat panas Frohnhoefer vs Elon Musk berlangsung dalam beberapa utas, dan ketika seorang pengguna memberi tahu Frohnhoefer bahwa dia seharusnya memberi tahu atasannya secara pribadi, dia menjawab: “Mungkin dia harus mengajukan pertanyaan secara pribadi. Mungkin menggunakan Slack atau email.” Setelah itu, Musk memberi tahu semua orang di Twitter bahwa Fronhoefer telah dipecat.
Mantan insinyur aplikasi Twitter itu memberi tahu Forbes bahwa dia tidak mendapat komunikasi dari Twitter tentang pemecatannya dan laptopnya “mati begitu saja”.
Dia menambahkan bahwa “(tidak) ada yang memercayai siapapun di dalam perusahaan lagi,” jadi sulit untuk melawan. Mantan karyawan Twitter itu juga mengatakan bahwa sebelum Musk mengambil alih, orang lebih terbuka dan merasa bisa mengkritik.
Dan sekarang, di bawah kepemimpinan Elon Musk, hal tersebut tak berlaku lagi.
Insinyur lain bernama Ben Leib juga dipecat, Bloomberg telah mengkonfirmasi hal tersebut. Leib juga menanggapi tweet permintaan maaf yang sama dari Musk, mengatakan bahwa sebagai mantan pemimpin teknologi untuk infrastruktur timeline di Twitter, pemilik baru mereka tidak tahu apa yang dia bicarakan.
Dan kemudian ada Sasha Solomon, seorang pemimpin teknologi untuk perusahaan yang menimpali tanggapannya sendiri terhadap tweet Musk yang sama dan yang kemudian mengumumkan bahwa dia juga dipecat. (jpg)