JAKARTA, RADARSULBAR – Pemerintah memberlakukan migrasi tayangan TV analog ke digital atau analogue switch-off (ASO) nanti malam Rabu 2 November 2022.
Salah satu pembeda yang signifikan adalah gambar menjadi lebih jernih. Namun, pemerintah tidak berhenti pada kualitas gambar, tetapi juga kualitas konten.
Pengamat kebijakan publik Lina Miftahul Jannah mengatakan, televisi tidak sebatas media hiburan.
Tetapi juga media edukasi untuk masyarakat.
”Jangan berhenti pada kualitas gambar yang lebih jernih, tapi masyarakat harus disuguhi tontonan berkualitas,” tuturnya di Jakarta kemarin Selasa 1 November 2022.
Konten-konten tayangan yang berkualitas untuk memenuhi peran edukasi, ujar Lina, harus diperbanyak.
Peran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sangat penting untuk mengawal terwujudnya konten-konten tayangan TV berkualitas.
Dosen Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia (UI) itu menceritakan sudah sekitar tiga bulan menikmati tayangan TV digital.
“Kualitas gambarnya jauh lebih jernih. Sama seperti TV berlangganan, tapi ini gratis,” jelas warga Kota Depok tersebut.
Lina sudah memiliki TV yang built-in dekoder sehingga tidak perlu membeli set top box (STB).
Namun, beberapa waktu lalu dia juga sempat membeli perangkat STB untuk TV model lama milik keluarganya. Harga STB itu sekitar Rp 200 ribu per unit.