MAMUJU, RADARSULBAR – Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulbar menggelar Konsolidasi dengan Pemangku Kebijakan Tingkat daerah bersama Mitra Kerja BKKBN di Kelurahan Bebanga Kecamatan Kalukku, Mamuju, Selasa 1 November 2022.
Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN selaku Pembina Wilayah Perwakilan BKKBN Sulbar H. Nofrijal mengatakan, saat ini BKKBN ditugaskan untuk menjadi Ketua Percepatan Penurunan Stunting.
Kenapa pemerintah memberikan perhatian khusus kepada stunting? Karena, di Sulbar, dari 100 bayi yang lahir 30 diantaranya stunting. Kemudian 10 bayi lainnya mengalami masalah cacat, autisme, syndrome tertentu, dan ada yang lahir dengan kelainan jiwa.
“Itulah kenapa pemerintah memberikan perhatian secara khusus kepada stunting untuk segera diselesaikan,” ujar Nofrijal saat membawakan materinya.
Nofrijal menambahkan, ada tiga penyebab terjadinya stunting pada anak, yaitu, kekurangan gizi mulai dari kandungan hingga dilahirkan; 4T, yaitu terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu banyak anak dan terlalu rapat jarak melahirkan; serta faktor lingkungan tempat tinggal yang berkaitan dengan tempat minum, MCK dan sanitasi.
“Inilah tiga penyebab utama terjadinya stunting pada anak,” ujarnya.
Ada 5 langkah mencegah terjadinya stunting yaitu, Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil; Beri ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan; Dampingi ASI eksklusif dengan MPASI sehat; Terus memantau tumbuh kembang anak; serta Selalu menjaga kebersihan lingkungan.
“Untuk mengatasi stunting cukup menerapkan lima cara ini saja. Tidak perlu panjang-panjang,” tambahnya.
Selain itu, BKKBN sedang menggodok atau menciptakan cara baru dalam mengatasi stunting, yaitu dengan cara membentuk Tim Pendamping Keluarga; program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat); serta Bapak Asuh Anak Stunting.
