MAMUJU, RADARSULBAR — November mendatang akan dilaksanakan kegiatan penanaman 1,2 juta tanaman bakau alias mangrove pada momen peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dengan melibatkan beberapa dinas terkait, salah satunya melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan melibatkan SMA dan SMK se-Sulbar.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Rangas Mamuju, H. Mahmud ditemui pada saat melakukan kegiatan pembibitan 1.500 pohon mangrove Sabtu 15 Oktober 2022 di Desa Sumare mengatakan kegiatan aksi lingkungan gaya hidup berkelanjutan melalui pembibitan pohon mangrove ini sebagai bentuk tindak lanjut program Gubernur Sulawesi Barat dalam melestarikan lingkungan.
“Kami melaksanakan kegiatan ini sebagai bentuk persiapan menuju peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dengan aksi pembibitan mangrove yang melibatkan guru-guru, siswa-siswi SMKN 1 Rangas dan Mahasiswa KKN, kemudian pada November nanti secara bersama akan dilakukan penanaman mangrove disepanjang pesisir pantai Sulawesi Barat,” ujar Mahmud.
Dirinya menambahkan bahwa seluruh SMA dan SMK se-Sulawesi Barat diberikan target untuk melakukan pembibitan pohon mangrove, dan untuk SMK Negeri 1 Rangas mempersiapkan 30.000 pohon mangrove.
“Untuk Sulawesi Barat akan dilakukan penanaman kurang lebih sejuta pohon mangrove dan kami punya tanggung jawab pembibitan sebanyak 30.000 pohon,” tegasnya.
Provinsi Sulawesi Barat memiliki panjang garis pantai 677 KM persegi dengan potensi ekosistem bakau alias mangrove. Keberadaan ekosistem mangrove terbilang cukup penting bagi kawasan pesisir baik sebagai pertahanan terhadap bencana maupun sebagai mata pencaharian alternatif dalam pengembangan pariwisata.
Diperlukan edukasi untuk menciptakan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan dan alam sejak dini melalui aksi gaya hidup berkelanjutan.
“Disamping sebagai upaya penghijauan, ini merupakan bentuk edukasi bagi siswa bagaimana menimbulkan rasa cinta terhadap lingkungan sebagai tanggung jawab moril. Disamping nilai estetika dan keindahannya, mangrove ini bisa mencegah abrasi dan pemecah ombak bagi masyarakat di pesisir,” tuturnya.
Mahmud berharap agar kegiatan seperti ini terus berkelanjutan dan tidak sekedar acara seremonial semata. Pembibitan mangrove ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan bagi masyarakat di pesisir pantai.
“Edukasi seperti ini tidak berhenti pada sampai kegiatan November nanti, tetapi berkelanjutan. Kalau perlu kita akomodir ke dalam kurikulum sebagai muatan lokal atau paling tidak pelajaran tambahan bagi siswa untuk terus melestarikan lingkungan dan bukan hanya mangrove saja, tetapi juga penanaman pohon dihutan yang sudah mulai mengalami penggundulan,” tutup mahmud. (ian)