Penulis: Akhmad Zhauqi Thahir (Direkrtur Eksekutif Cerita Demokrasi)
HUJAN deras yang melanda Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, pada Selasa siang, 11 Oktober 2022, menyebabkan banjir di sejumlah wilayah. Banjir terparah berada di Kecamatan Kalukku. Air sungai yang meluap membuat rumah-rumah warga terendam banjir. Bahkan banjir ini membuat sebuah kandang kambing hanyut terseret air sungai yang meluap.
Melalui tulisan ini sedikit mengulas Psikologi bencana yang memungkinkan bisa atau dapat terjadi terhadap korban banjir yang terjadi di Kecamatan Kalukku.
Fenomena bencana atau peristiwa traumatik menimbulkan berbagai dampak, salah satunya adalah dampak psikologis bagi yang mengalami, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Gangguan stress pasca trauma (PTSD), depresi, gangguan kecemasan, hingga gangguan penggunaan obat-obatan merupakan dampak psikologis akibat bencana atau peristiwa traumatik yang tergolong serius (Bisson & Lewis, 2009).
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah dampak yang serius ini adalah psychological debriefing, namun hasil riset menemukan bahwa teknik tersebut tidak efektif untuk mencegah terjadinya dampak yang serius akibat bencana, Intervensi lain yang kemudian digunakan adalah psychological first aid (PFA) atau dukungan psikologis awal. Dianalogikan seperti physical first aid atau pertolongan pertama pada kecelakaan, PFA juga merupakan penanganan segera setelah kejadian untuk mengurangi dampak negatif dari bencana atau peristiwa traumatik serta memperkuat proses pemulihan penyintas.
PFA juga menjawab permasalahan terbatasnya tenaga profesional seperti psikolog dan psikiater yang dapat melakukan intervensi psikologis segera setelah bencana atau peristiwa traumatik terjadi. Hal ini disebabkan karena PFA dapat dilakukan oleh siapapun yang telah mendapatkan pelatihan PFA.
Secara fisik dampak banjir bandang di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) meluas ke sejumlah wilayah. Saat ini dilaporkan melalu media yang beredar ada 30 rumah rusak usai dihantam banjir bandang, dan tiga di antaranya hanyut terbawa arus banjir. Yang berada di desa Sondoang, hal ini yang harus di perhatikan juga pemerintah jika pasca banjir yaitu mental yang terbentuk akibat banjir yang merusak kehidupan masyarakat baik secara materil dan psikologi korban banjir terlebih anak-anak dan perempuan. Banyaknya relawan yang turun saat ini di Kalukku cukup membantu secara materil dan ekonomi korban akan tetapi pertolongan pertama secara emosional harus juga dibutuhkan untuk saling menguatkan satu sama lain. Bencana alam juga merupakan suatu bentuk krisis, krisis itu terjadi ketika seseorang dihadapkan pada insiden atau peristiwa yang penuh tekanan yang dianggap luar biasa.
Seringkali yang menjadi penyebab krisis bukan peristiwa itu sendiri, melainkan penilaian atas kejadian sebagai hal yang serius, tidak terkendali, dan di luar kemampuan individu untuk mengatasi masalah yang memicu respon krisis/distress. Seperti yang telah terjadi banjir bandang di Kalukku Mamuju.
Mengingat Indonesia merupakan negara yang rentan terjadi bencana dan masih sedikitnya petugas kesehatan mental professional juga yang ada, studi yang menghasilkan bukti secara langsung yang adekuat sangatlah dibutuhkan bahwa PFA merupakan intervensi yang efektif, bukan hanya karena faktor waktu yang memulihkan penyintas.
Lebih lanjut, studi ini tidak hanya bertujuan untuk menguji efektivitas PFA sebagai intervensi yang dapat mengurangi dampak negatif dari bencana atau peristiwa traumatik serta memperkuat proses pemulihan penyintas, namun juga dapat menjawab berbagai pertanyaan lain, seperti keahlian apa yang paling membantu pemulihan pasca peristiwa traumatis.
Dari psikologi korban yang memang harus sangat di perhatikan yang dapat menimbulkan trauma dan stres, Bencana alam banir di Kalukku merupakan salah satu kejadian luar biasa bagi orang yang mengalaminya.
Sebenarnya hal inilah merupakan bentuk reaksi yang masih wajar. Belum termasuk kategori trauma atau PTSD. Kenapa? Respon terhadap kejadian yang apapun kita anggap menyakitkan tentu kita akan coba hindari. Sama halnya dengan orang yang baru mengalami kecelakaan, terkadang ada perasaaan takut, was-was untuk mengendarai kembali. Atau boleh juga saat baru putus cinta.. Masih bisa dikatakan stress nah, kapan dikatakan itu trauma? Dalam psikologi istilah trauma dikatakan dengan PTSD atau post traumatic syndrome disorder.
Secara umum, karakteristiknya sama dengan acute stres. Didalam DSM-IV-TR kriteria diagnostik untuk gangguan stres akut yaitu Orang yang telah terkena peristiwa traumatis di mana orang mengalami, menyaksikan, atau dihadapkan dengan suatu peristiwa atau kejadian yang melibatkan kematian aktual atau terancam atau cedera serius, atau ancaman terhadap integritas fisik diri sendiri atau orang lain respon seseorang yang terlibat takut intens, tidak berdaya, atau horror.kemungkinan hal inilah bisa terjadi yang dirasakan oleh korban banjir di kalukku jika hujan deras yang mengguyur tiada henti, bukan cuman materil dan ekonomi yang harus diperhatikan oleh pemerintah akan tetapi bagaimana mental korban untuk bisa bertahan di tengah bencana yang terjadi dan pasca banjir yang melanda agar bisa saling menguatkan satu sama lain untuk menghindari stress dan trauma korban bencana.
Bantuan yang terus mengalir di Kecamatan Kalukku harus diapresiasi akan tetapi hal psikis dan mental pun juga harus menjadi sasaran utama yang dilakukan bagi para relawan, atau penyedia bantuan. Adanya dukungan emosional yang mendalam saling menguatkan, hingga trauma healing bagi anak-anak kecil dan ibu-ibu serta korban lainnya sangat di butuhkan untuk mengakrabkan diri satu sama lain, disisi lain juga memiliki mental yang kuat membuat roda perekonomian dapat berjalan dengan lancar disebabkan SDM yang sehat dan berkualitas pasca banjir yang terjadi di Kalukku.
Semoga kesembuhan dan kekuatan bisa didapatkan oleh para korban atau penyintas banjir bandang yang terjadi dan pulihnya pemutaran kehidupan dan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan. (*)