POLEWALI RADARSULBAR — Sebanyak 682 petugas pendataan diterjunkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Polewali Mandar dalam kegiatan Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) 2022. Ratusan petugas lapangan ini akan disebar untuk melakukan pendataan ke masyarakat pada 16 kecamatan mulai 15 Oktober hingga 14 November 2022. Selain menurunkan 682 petugas pendata juga ada 128 orang pengawas lapangan dan 25 orang koordinator sensus yang merupakan pegawai BPS Polman.
Untuk kesuksesan pelaksanaan Regsosek 2022, BPS Polman mengadakan rapat koordinasi di kabupaten pendataan awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) Tahun 2022 di Hotel Sinar Mas Polewali, Selasa 4 Oktober 2022.
Kepala BPS Polman, Sarifuddin mengatakan pendataan awal Regsosek 2022 merupakan program nasional berdasarkan instruksi Presiden RI Joko Widodo. Dalam pendataan ini pihaknya menurunkan 682 orang pendata yang direkrut dari desa atau kelurahan masing masing karena mereka yang mengetahui kondisi daerahnya.
”Satu orang pendata maksimal mencacah 250 kepala keluarga. Sebelum mereka diturunkan ke lapangan terlebih dahulu dilakukan pelatihan sehingga mereka paham akan tugasnya,” terang Sarifuddin.
Mantan Kepala BPS Pasangkayu ini menambahkan target pendataan ini sebanyak 128.308 KK di Kabupaten Polman. Target ini bisa bertambah bisa juga berkurang sesuai perkembangan di lapangan. Semua masyarakat mulai dari pejabat setingkat bupati hingga rakyat biasa menjadi sasaran pendataan. Termasuk warga yang tak memiliki rumah pun ikut di data.
“Pendataan ini diharapkan dapat menghasilkan data tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat, kemudian data ini nantinya diharapkan bisa menjadi basis pengambilan keputusan pemerintah tentang program-program, khususnya pengentasan kemiskinan,” tambahnya.
Wakil Bupati Polman, M Natsir Rahmat saat membuka Rakor pendataan awal Regsosek ini mengatakan pendataan ini merupakan upaya pemerintah membangun data kependudukan tunggal atau satu data. Dengan menggunakan data tunggal, pemerintah dapat melaksanakan berbagai program secara terintegrasi, tidak tumpang tindih dan lebih efisien.
“Regsosek penting untuk segera dilakukan karena masih terbatasnya cakupan data sosial ekonomi penduduk yang mencakup seluruh penduduk dan penentuan target program pembangunan,” terang Natsir Rahmat.
Pendataan Regsosek ini dilakukan secara door to door kemudian melakukan geotagging seluruh rumah serta foto rumah khusus keluarga miskin. Adapun informasi yang dikumpulkan pada kegiatan ini diantaranya kependudukan dan ketenagakerjaan, kondisi perumahan, kesehatan dan disabilitas, perlindungan sosial, pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.
”Output yang dihasilkan nantinya berupa basis data sosial ekonomi seluruh penduduk yang diperingkat berdasarkan tingkat kesejahteraan. Saya meminta kepada para camat, kades, lurah hingga kepala lingkungan dan kepala dusun mensosialisasikan kegiatan Regsosek ini kepada masyarakat,” tandasnya. (mkb/jaf)