Salah satunya siswa SMP kelas 3 yang berpulang 2 hari pasca tragedi terjadi. Siswa itu berasal dari Blitar.
Kematiannya tidak tercatat pemerintah dan pihak kepolisian. Apalagi, suporter Arema berinisial BB itu meninggal dunia di rumahnya.
“Tentu tidak tercatat. Apalagi tidak (meninggal) di rumah sakit,” papar Yuli.
Menurut dia, angka 125 atau 131 korban jiwa atas tragedi Kanjuruhan Malang itu tidak sebanding dengan penonton yang berdesakan dan terimpit di pintu keluar.
”Bayangkan, di stadion berkapasitas 40 ribu orang itu, hanya ada 2-3 pintu yang dibuka. Pintu yang dibuka pun berukuran kecil,” tutur Yuli.
Otomatis, menurut dia, jumlah korban meninggal bisa jadi lebih dari angka resmi pemerintah itu.
”Kami berharap tidak ada data yang dikurangi. Tidak ada pengurangan jumlah saudara kami yang meninggal dunia,” ucap Yuli. (jpg)