Ia menjelaskan, pada awal September lalu, pertalite, solar, pertamax dan pertamax turbo mengalami kenaikan, sehingga mempengaruhi kenaikan harga bahan pokok lainnya.
“Terutama, bahan pokok yang didatangkan dari luar Sulbar, tentu biaya distribusi bertambah sejak harga BBM naik,” kata Tina saar menyampaikan press rilis di Kantor BPS Sulbar, Senin 3 Oktober.
Tak hanya itu, lanjut Tina, kenaikan harga BBM juga memicu naiknya biaya transportasi, seperti tarif sewa angkutan darat. Selain kelompok pengeluaran transportasi, kelompok makanan, minuman dan tembakau juga menyumbang inflasi sebesar 0,12 persen. Kelompok pengeluaran tersebut didominasi komoditas cabai rawit, cabai merah dan beras.
“Saat ini, pemerintah sedang mengatasi imbas kenaikan harga BBM melalui program BLT (Bantuan Langsung Tunai,red) BSU (Bantuan Subsidi Upah,red) dan bantuan sembako,” papar Tina.
Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan (Disdag) Mamuju Andi Acce Tenrisaung membenarkan jika kenaikan harga BBM memberikan dampak terhadap harga sejumlah komoditi bahan pokok.
“Sudah pasti, karena biaya distribusi barabg naik, apalagi komoditi yang berasal dari luar Mamuju, seperti cabai dan bawang merah, yang didatangkan dari Enrekang,” tandas Tenri. (rzk/jsm)