Korban Tragedi Kanjuruhan, Mau Pulang Lamaran, Yang Datang Jenazahnya

  • Bagikan
Hidayatus Tsaniyah. Warga Dusun Bondot RT 03, RW 09, Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik, salah seorang korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan. --istimewa--

‘’Saya juga mendengar almarhumah memang mau lamaran. Tapi, ternyata takdir Allah SWT berkehendak lain. Sekali lagi, kami turut mendoakan almarhumah husnul khatimah,’’ pungkas Gus Athok.

Instruksi PBNU dan PWNU Jatim

Sementara itu, menyikapi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, PWNU Jatim telah menginstruksikan agar PCNU di Malang Raya untuk terjun dalam tragedi kemanusiaan tersebut. Salah satunya mendirikan Posko Crisis Center, di Kantor PCNU Kota Malang Jalan Hasyim Asy’ari No. 21 Kota Malang.

“Kami telah mendapat instruksi dari PWNU Jatim dan PBNU untuk membentuk posko ini,” kata Ketua PCNU Kota Malang Dr KH Israqunnajah dalam siaran pers yang diterima Jawa Pos, Minggu 2 Oktober 2022.

Menurut Gus Is, sapaan akrabnya, begitu mengetahui peristiwa tersebut PCNU langsung berkoordinasi dengan PWNU dan PBNU. Selain itu, di internal juga koordinasi dengan lembaga terkait yang biasa menangani jika ada kasus kemanusiaan seperti ini.

“Minggu pagi, LPBI (Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim) NU langsung koordinasi dengan Lembaga Kesehatan. Jadi, posko sudah berdiri di depan kantor PCNU Kota. Dan, alhamdulillah langsung bermanfaat bagi masyarakat,” kata Gus Is.

Minggu siang, posko langsung turut menangani korban. Tim dari LPBI dan Satkorcab Banser menjemput salah satu korban di kawasan Dinoyo yang merasakan sesak nafas. Tim lapangan yang dikomando Ketua LPBI NU Kota Malang Chilmi Wildan bergerak mengevakuasi korban ke RSI Unisma.

“Dalam penanganan kasus ini kami memang bekerja sama dengan RSI Unisma. Sedang pembiayaan di-cover Pemkot Malang bagi yang ber-KTP Kota Malang,” kata Wildan.

Di Posko Crisis Center Tragedi Kanjuruhan juga memberikan layanan lengkap. Ada pengobatan dari tim Lembaga Kesehatan (LKNU), advokasi hukum dari LPBH NU, pengaduan orang hilang, hingga trauma healing. “Kami melibatkan banyak lembaga internal dan eksternal dalam bentuk kolaborasi,’’ ujar Dr dr Syifa Mustika SpPD, dari LKNU PBNU.

Dia mencontohkan, untuk trauma healing pihaknya bekerja sama dengan Fakultas Psikologi UIN Malang. Adapun dokter yang menangani dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Brawijaya dan FK Unisma. Selain di posko, tim juga akan melaksanakan jemput bola. ‘’Kami koordinasikan dengan pemda Malang Raya dan komunitas di Malang,’’ paparnya.

Menurut Syifa, tim akan mendatangi korban tragedi Kanjuruhan tersebut ke kediaman mereka. Sebab, biasanya korban akan merasakan keluhan trauma pada dua atau tiga hari setelah kejadian. ‘’Kami berupaya mengobati kalau memang ada keluhan, baik fisik maupun psikis,” ujarnya. (jpg)

  • Bagikan

Exit mobile version