Setelah itu, polisi melakukan pengamanan kepada pemain dan pencegahan agar aksi kekerasan tidak meluas. Polisi lalu menghalau penonton agar tidak menginvasi lapangan dan mencari para pemain.
Dalam proses penghalauan tersebut, polisi kemudian menembakkan gas air mata. Dari sinilah awal mula terjadinya bencana besar tersebut. Penonton yang panik karena semburan gas air mata berhimpit-himpitan di pintu keluar dan akhirnya banyak yang meninggal karena lemas.
“Itu (penembakan gas air mata, Red) dilakukan karena mereka mulai menyerang petugas dan merusak mobil,” ucap Nico.
Dalam pernyataan resminya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memerintahkan kepada Menteri Pemuda Olahraga, Kapolri, dan Ketua Umum PSSI untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh tentang penyelenggaraan pertandingan sepak bola dan prosedur pengamanannya.
“Khusus kepada Kapolri saya minta untuk melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini. Saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan,” kata Jokowi.
“Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini. Dan saya berharap ini adalah tragedi sepak bola terakhir sepak bola di tanah air. Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini lagi di masa depan,” imbuh Jokowi. (jpg)