KENDARI, RADARSULBAR – Andi Amran Sulaiman kembali tampil sebagai pembicara di hadapan ratusan peserta Seminar Nasional Universitas Halu Oleo Kendari, Jumat 30 September 2022.
Mantan Menteri Pertanian RI ini hadir memberikan motivasi pada seminar yang mengangkat tema “Ketahanan Pangan 2045, Menilik Potensi Sultra”.
Ia meminta mahasiswa Halu Oleo memanfaatkan kekayaan potensi pertanian di daerah. “Segera bangun dan manfaatkan lahan-lahan tidur itu untuk memulai usaha pertanian. Sebab, usaha pertanian itu berpotensi menjadi konglomerat dunia,” ujar Amran.
Ketua Umum Pengurus Pusat IKA UNHAS pun mengajak kepada mahasiswa agar tidak takut menjadi petani. Menurutnya dari petanilah produksi pangan di Indonesia dapat meningkat. Dijelaskan, Pangan merupakan faktor utama bagi suatu bangsa.
“Kalau kita kekurangan pangan itu sangat bahaya. Bisa menimbulkan kekacauan dunia. Bangunkanlah lahan-lahan tidur, jangan biarkan ada lahan-lahan tidur di Sultra . Kalau lahan tidur itu dimanfaatkan maka Sulawesi Tenggara akan menjadi lumbung pangan terbesar,” ungkapnya.
Secara daring, Amran juga memaparkan kisah inspiratif untuk mahasiswa diawali dengan menceritakan perjalanan hidupnya yang dimana masa mudanya lebih banyak dihabiskan di Sulawesi Tenggara.
Owner PT Tiran Group ini bahkan pernah berpindah-pindah daerah di Provinsi Sultra sembari menjual racun tikus selama 20 tahun.
‘Mau sukses?’’ tanya AAS pada mahasiswa baru disela-sela presentasinya, yang dijawab kompak mahasiswa baru, ‘‘mauu!’’.
Bila ingin sukses, katanya, habiskan air mata Anda sekarang sampai sukses 10 tahun ke depan. Kalau tidak, maka 10 tahun ke depan Anda akan menangis karena menyesal.
”Jadi kalian bisa pilih, keluarkan air mata perjuangan atau keluarkan air mata penyesalan,” ungkap Andi Amran.
Menurut Andi Amran yang juga owner PT Tiran Group, semua pemuda dan mahasiwa yang mengikuti semiar itu memiliki potensi yang sama untuk meraih kesuksesan dan mengubah dunia.
“Buka usaha kecil-kecilan, bukan suksesnya yang paling penting, namun prosesnya yang akan membentuk menjadi pribadi yang tangguh. Saya terlahir dari keluarga miskin, tapi saya tidak mau mati dalam keadaan miskin. Karena kalau saya mati dalam keadaan miskin itu berati kesalahan saya”, kata AAS.
“Anak-anakku mahasiswa yang masih muda-muda semua. Mulai sekarang cucurkan semua air matamu, keluarkan semua energimu untuk bekerja. Nanti pada akhirnya, akan kau nikmati hasilnya. Ingat proses tak akan membohongi hasil. Untuk meraih sukses, harus dipersiapkan dari sekarang. Tidak ada sukses yang diraih secara instan, semuanya berproses,” tegas Amran. (*)