MAMUJU, RADARSULBAR – Masyarakat wilayah Sulbar, diminta untuk mewaspadai curah hujan tinggi selama tiga hari ke depan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, curah hujan dengan intensitas tinggi akan terjadi. Utamanya untuk daerah Kabupaten Mamuju, Mamuju Tengah, Pasangkayu serta Mamasa.
“Untuk saat ini, hujan lebat dengan intensitas yang tinggi berpotensi terjadi di Kabupaten Pasangkayu, Mamuju, Mamuju Tengah dan Mamasa. Namun begitu, kita melihat tak akan seekstrim di wilayah Sulawesi Tengah serta Sulawesi Tenggara,” sebut Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Tampa Padang Mamuju, Agus, melalui sambungan telepon malam tadi.
Menurutnya, peringatan kewaspadaan ini berlaku hingga tiga hari ke depan, kemudian akan diupdate lagi sesuai hasil pengamatan. “Akan selalu diupdate, selanjutnya disampaikan ke publik,” tegasnya.
Curah hujan yang lebat, kerap berpotensi menimbulkan bencana banjir maupun tanah longsor. Olehnya, pihaknya berupaya melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk dapat melihat titi-titik rawan bencana.
“Kami sudah meminta peta-peta rawan maupun titik yang sering terjadi bencana, baik longsor maupun banjir. Peta itu akan disinkronkan, kita akan mencocokkan dengan perkiraan curah hujannya. Itu agar dapat dilakukan mitigasi,” sambung Agus.
Hal lain, saat ini tengah terjadi musim angin timur. Angin yang berembus dari Australia ini berpotensi berpengaruh di daerah selatan wilayah Sulbar seperti Kabupaten Polewali Mandar dan Majene.
“Untuk saat ini, angin dari Australia yang berembus di Selat Makassar. Ini akan membuat gelombang tinggi. Untuk angin timur, pada wilayah Mamuju tidak terlalu besar. Berbeda dengan angin musim barat dari Asia, itu yang berpengaruh nanti ke Mamuju,” bebernya.
Ancaman Gelombang Tinggi
Sebelumnya, BMKG menyatakan, ada potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan di Indonesia. “Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan angin 3–15 knot,” kata Koordinator Bidang Humas BMKG Ahmad Taufan Maulana kemarin.
Tidak hanya di utara, ada juga potensi di selatan Indonesia. Di bagian selatan dominan angin bergerak dari timur ke tenggara dengan kecepatan angin 5–20 knot. Menurut pantauan BMKG, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Banten dan Jawa Barat.
Kondisi itu mengakibatkan peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25–2,5 meter di perairan utara Sabang, barat Aceh, hingga Kepulauan Mentawai, Bengkulu, hingga Lampung, serta Selat Sunda bagian barat dan selatan.
Bukan hanya itu, gelombang tinggi juga ada di Selat Makassar bagian selatan dan Laut Arafuru bagian timur. “Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,50–4,0 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Banten hingga Sumbawa,” bebernya.
Dengan kejadian tersebut, BMKG mengimbau masyarakat agar selalu waspada. Terutama bagi nelayan yang menggunakan perahu nelayan dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar selalu waspada,” ungkapnya.
Bencana gempa pun kembali menyapa di dua wilayah di Indonesia. Pertama, di selatan Pulau Jawa. Gempa yang terjadi pada pukul 11.16 itu berkekuatan 5,6 SR dengan kedalaman 10 km. Gempa bumi juga terjadi di Kepulauan Mentawai. Di sini, gempa terjadi dua kali. Yakni, pukul 06.10 dengan kekuatan 6,1 SR dan pukul 06.24 dengan kekuatan 5,4 SR. (dir)