SIMBORO, RADARSULBAR — Kepala BKKBN Sulbar, Nuryamin melantik dan mengambil sumpah/ janji jabatan sebanyak 112 orang Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (P3K) Lingkup BKKBN Sulbar di halaman Kantor BKKBN Sulbar, Senin 5 September 2022.
P3K ini merupakan hasil rekrutmen tahun 2021. Mereka akan tersebar di enam kabupaten se-Sulbar.
Nuryamin mengatakan, sebenarnya, total P3K yang akan dilantik hari ini sebanyak 118 orang, tapi karena ada permasalahan administrasi, lima orang P3K tidak dapat mengikuti pelantikan. Semoga setelah diverivikasi oleh BKN Pusat, berkas mereka dinyatakan lulus. Sementara satu orang lainnya, sakit.
“Jadi status mereka terpending untuk sementara. Kita juga tidak bisa pastikan apakah mereka akan dapat dilantik, karena itu adalah kewenangan BKN Pusat. Namun kita terus mengupayakan agar enam orang P3K ini bisa bergabung dengan BKKBN Sulbar, mengingat kita masih membutuhkan tenaga dilapangan,” ujarnya.
Dijelaskan bahwa, formasi terbesar ada di Kabupaten Polman, karena kasus stunting di Polman terbilang tinggi dan capaian program KB juga kurang baik. Ini dikarenakan disparitas penyuluh KB di Polman masih sedikit dibanding dengan kabupaten lainnya. Oleh sebab itu, dengan adanya tambahan P3K ini, kita perkuat di Polman agar masalah sosial disana bisa terbantu.
“Dari 112 orang P3K yang dilantik, 55 orang dari Kabupaten Polman. Sedangkan, 9 orang dari kabupaten Majene, 11 orang dari Mamasa, 17 orang dari Mamuju, 17 orang dari Mamuju Tengah, dan 3 orang dari Pasangkayu,” ujarnya.
Ia menambahkan, tugas pokok P3K ini adalah program Bangga Kencana dan pengawalan stunting. Seperti mengawal ibu hamil, ibu pasca bersalin, mengawal anak-anak yang mau menikah, termasuk juga mengawal ibu yang mempunyai balita dan baduta. Jadi mereka akan menetap di wilayah kerjanya masing-masing. Satu orang bertugas untuk dua desa/kelurahan.
“Selain itu, tugas mereka jika di desa atau kelurahan belum mempunyai PIK Remaja, maka segera bentuk. Kalau capaian KB rendah, tugas mereka untuk memberikan informasi yang benar sehingga masyarakat berminat mengikuti program KB. Jadi kita akan membekali mereka dengan ilmu-ilmu kesehatan sebelum bertugas,” ujarnya.
Karena jumlah P3K terbilang besar, Nuryamin berharap, bisa menjadi amunisi baru untuk BKKBN Sulbar dalam mempercepat capaian program dan memburu ketertinggalan. Selain itu, kehadiran P3K dapat membantu meringankan beban berat pekerjaan yang selama ini dipikul.
“Kita berharap mereka bisa bekerja sesuai yang sudah kita tetapkan dan tidak menjadi masalah di wilayah tugasnya. Karena kita juga khawatir, jangan sampai masuknya mereka bisa membawa masalah sosial di wilayah tersebut. Oleh sebab itu, mereka harus pintar membawa diri. Pendekatan sosial itu penting dilakukan, seperti pendekatan ke tokoh masyarakat, tohoh adat, dan lainnya, sehingga mereka bisa diterima secara utuh agar program kerja mereka bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Nuryamin mengingatkan bahwa pekerjaan penyuluh KB bukan pekerjaan mudah, oleh sebab itu, kalian harus mengikuti prosedur yang ada di BKKBN Sulbar maupun di BKKBN Kabupaten sesuai tempat tugas kalian. Kalian juga harus bersinergi dan membangun hubungan yang baik dengan kabupaten. Kalian harus kompak, jangan pernah merasa diri lebih hebat dan merasa lebih pintar.
“Tidak ada yang hebat dan yang pintar, tapi yang hebat itu adalah kebersamaan. Yang tau ajari yang tidak tau, dan terus belajar memperbaiki diri. Dan yang paling utama adalah semangat diri untuk terus berbenah,” ujarnya.
“Saat ini kita mengalami masa ujian yang berat, tapi saya sangat yakin, apapun ujian itu jika dihadapi bersama-sama dengan pikiran positif, maka semua permasalahan dapat diselesaikan dan dapat diatasi. Tapi sebaliknya, kalau kita bekerja dengan setengah hati dan tidak berlandaskan hal positif tentu akan menjadi beban buat anda, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan harapan,” tutupnya. (ian)