HMI Polman Tolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

  • Bagikan
DEMO. Sejumlah elemen mahasiswa di Kabupaten Polman mengelar aksi demo penolakan kenaikan harga BBM subsidi pekan lalu.--Arif Budianto/Radar Sulbar--

POLEWALI, RADARSULBAR — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Polewali Mandar kecam keputusan Presiden Joko Widodo yang memangkas subsidi energi sehingga berdampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite dan solar.

Ketua HMI Cabang Polman Muhammad Ridwan mengatakan pihaknya menolak dan mengecam kenaikan harga BBM subsidi. Menurutnya, mencabut subsidi BBM merupakan suatu kezaliman kepada rakyat seperti yang dipertontonkan oleh pemerintah saat ini.

Ridwan menegaskan bahwa sejak awal HMI menolak kenaikan harga BBM subsidi. Menurutnya, kenaikan BBM akan berdampak terhadap meroketnya harga kebutuhan pokok serta memicu pergolakan ekonomi.

“Keputusan tersebut menambah jeritan penderitaan rakyat Indonesia yang belum pulih total dari pandemi Covid-19. Masyarakat kembali dikorbankan dengan berbagai dalih penghematan APBN dan segala macamnya alasannya,” tegas Muhammad Ridwan.

Menurutnya, masih banyak anggaran sektor lain yang bisa dipangkas untuk menjaga APBN tetap sehat, dibanding mengurangi subsidi sektor energi.

Ia menyebutkan salah satunya yang bisa dilakukan adalah mengurangi belanja ASN, memotong tunjangan anggota dewan dan mengalihkan anggaran proyek strategis nasional serta bisa menekan keboncoran anggaran negara. Apalagi saat ini, harga minyak mentah dunia sedang turun.

Selain itu, HMI Polman menilai bantuan langsung tunai (BLT) sebagai pengganti dipangkasnya subsidi energi merupakan solusi palsu dan cenderung membodoh-bodohi masyarakat.

“BLT itu solusi palsu yang ditawarkan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat. Sementara kenaikan BBM tentu juga akan memicu kenaikan harga komoditas pangan dan lainnya. Kebijakan seperti ini membodohi masyarakat dan selalu tidak tepat sasaran,” jelas Ridwan.

Maka dari itu, Ridwan menyerukan kepada seluruh anggota HMI Cabang Polman untuk melakukan perlawanan menolak kenaikan harga BBM.

“Kami meminta seluruh kader HMI sehimpun secita untuk turun ke jalan menentang kenaikan harga BBM dan melawan rezim oligarki saat ini. Penolakan tentu merupakan jalan satu satunya yang harus kita tempuh bersama demi tewujudnya masyarakat adil makmur. Jika harga BBM tetap naik, maka kami tegaskan Jokowi harus turun,” tegasnya.

Pemerintah telah menaikkan harga BBM mulai, Sabtu 3 September. Dimana harga BBM jenis pertalite dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Harga solar yang semula Rp 5.150 per liter naik menjadi Rp 6.800 per liter. Sementara Pertamax ditetapkan sebesar Rp 14.500 per liter dari sebelumnya Rp 12.500 per liter. (arf/mkb)

  • Bagikan