JAKARTA, RADARSULBAR– Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail mengatakan pihaknya sedang membangun hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
DME ini nantinya akan digunakan sebagai pengganti Liquified Petroleum Gas (Elpiji) sebagai bahan bakar rumah tangga guna mengurangi impor. Berdasarkan target, DME sudah bisa digunakan pada 2026 mendatang.
“Kalau sesuai timeline kita, kan pembangunan kurang lebih 3 tahun. Kalau tahun depan sudah mulai (dibangun), diharapkan 2026 sudah hasilkan produk DME itu,” ujar Arsal di Hotel Raffles Jakarta, Jumat (26/8/2022).
Ia juga menyebut, proyek DME yang sedang dikerjakan PTBA dilakukan bersama PT Pertamina (Persero) dan perusahaan asal Amerika Serikat Air Products and Chemicals Inc (APCI).
Sembari menunggu pembangunan selesai dan proses administratif berupa peraturan presiden (Perpres) agar kawasan proyek atau Kawasan Industri Tanjung Enim dapat menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
“Tahun ini harapannya (lahan proyek) bisa jadi kawasan ekonomi khusus. Kita harapkan simultan schedule, tahun depan kegiatan fisiknya,” ucapnya.
Lebih lanjut Arsal mengungkapkan, nantinya DME ini akan menggantikan Elpiji sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor.
Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG sebesar 1 juta ton per tahun.
“Mudah-mudahan ini berhasil sehingga impor gas bisa turun,” kata Arsal.
Mengutip laman resmi Kementerian ESDM, pemanfaatan DME sebagai bahan bakar energi memiliki banyak keunggulan. Mulai dari mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon, nyala api yang dihasilkan lebih stabil, tidak menghasilkan polutan particulate matter (PM) dan nitrogen oksida (NOx); tidak mengandung sulfur serta pembakaran lebih cepat dari LPG.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo berharap melalui proyek DME negara dapat menekan impor LPG yang sangat besar yaitu sekitar Rp80 triliun dari total kebutuhan Rp100 triliun.
Jokowi juga mengatakan, melalui proyek hilirisasi batubara menjadi DME diharapkan dapat mengurangi subsidi dari APBN sekitar Rp7 triliun.
“Kalau semua LPG nanti disetop dan semuanya pindah ke DME, duit yang gede sekali Rp60-70 triliun itu akan bisa dikurangi subsidinya dari APBN. Ini yang terus kita kejar,” ujar Presiden dalam acara peletakan batu pertama Proyek Hilirisasi Batubara menjadi Dimetil Eter (DME), di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatra Selatan, Senin (24/1). (jpg)