MAMUJU, RADARSULBAR – Direct Flight atau penerbangan langsung Jakarta-Mamuju dan sebaliknya, hampir bisa dipastikan tak bakal bisa terlaksana.
Apalagi, dunia penerbangan Indonesia sedang dihadapkan dengan persoalan keterbatasan penerbangan karena jumlah pesawat yang beroperasi makin sedikit.
Sisi lain, bahwa infrastruktur penerbangan di Bandara Tampa Padang, tidak memadai. Ditambah masih kurangnya ketertarikan orang datang ke Sulbar.
Meski Pj Sulbar Akmal Malik, telah getol membujuk maskapai penerbangan di Indonesia berulang kali, namun nyatanya tidak semudah yang terkira.
“Saya sudah datang ke pemilik maskapai, tapi ini lagi-lagi persoalan bisnis. Tidak ada yang mau rugi terbang ke sini (Mamuju). Awalnya saya berharap ada filantropi-filantropi (kedermawanan). Saya juga berpikir untuk carter (subsidi), ternyata besar sekali biayanya,” kata Akmal, kemarin.
Dirjen Otda Kemendagri itu menyadari bahwa menjalankan bisnis penerbangan sangat tidak mudah. Apalagi, saat ini harga Avtur sangat melonjak. Otomatis maskapai-maskapai akan mencari rute yang menguntungkan.
“Sayangnya di Sulbar, sudah kondisi seperti tadi, ditambah tidak ada fasilitas. Kalau terbang di Mamuju, kita isi Avtur di mana. Kita tidak punya depo Avtur. Kalau pun ada, kita ambil di Palu dan Parepare. Jaraknya jauh, dan tentu lebih mahal lagi. Ini sudah saya hitung, sangat-sangat tidak ekonomis,” jelas Akmal.
Sadar akan seperti itu, Akmal kemudian menatap pesawat perintis milik maskapai Susi Air. Maskapai perintis itu diharapkan dapat melayani rute Mamuju-Palu, Mamuju-Balikpapan, Mamuju-Mamasa dan sebaliknya. Dalam sepekan ada penerbangan empat hingga lima kali.
Dalam waktu dekat, tepatnya Rabu 24 Agustus, rencananya Akmal bersama anggota dewan komisaris dan direksi PT Sulawesi Barat Malaqbi, bakal menandatangani perjanjian kerja sama bersama maskapai Susi Air.
Sesuai harapan Akmal Malik, mereka yang menggawangi perusahaan pelat merah itu, diminta segera bermanuver.
“Pilihannya kita harus merendah hati dengan menggunakan penerbangan perintis. Artinya, akses ke IKN sudah saya penuhi walau skalanya kecil,” jelas Akmal.
Komisaris PT Sulawesi Barat Malaqbi, Habibi mengaku, penerbangan perintis di Sulbar kemungkinan akan dimulai pada awal September, bulan depan.
“Rencana pekan pertama September sudah ada penerbangan perintis di Sulbar,” ujar Habibi
Kepastian itu didapatkan setelah pihaknya menandatangani kerja sama dengan PT Susi Air selaku salah satu maskapai perintis di Indonesia.
“Tanggal 24 Agustus kita MoU dengan PT Susi Air dan PT Sulawesi Barat Malaqbi terkait penerbangan Mamuju-Balikpapan, Mamuju-Palu dan Mamuju-Mamasa,” pungkasnya. (ajs)