MAMASA, RADARSULBAR — Fenomena tanah bergerak di Desa Pidara Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa membuat sejumlah rumah warga rusak. Bupati Mamasa Ramlan Badawi meninjau langsung kondisi pemukiman warga, Kamis 18 Agustus 2022.
Menurutnya, Fenomena ini mengakibatkan adanya tanah amblas sekira dua hingga tiga meter. Ini menyebabkan 19 rumah terdampak, bahkan 11 rumah yang kondisinya parah sehingga pemiliknya untuk sementara mengungsi ke tenda untuk menghindari terjadinya longor. Bahkan ada pula yang memiliki untuk membongkar rumah kemudian digeser ke depan.
Bupati Mamasa Ramlan Badawi mengatakan berencana mengundang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk meneliti penyebab fenomena tanah bergerak di Desa Pidara. Selain itu meminta warga yang terdampak rumahnya agar memindahkan ke tempat yang aman.
“Ini fenomena aneh, karena tidak ada juga tanda akan terjadi longsor. Hanya tanahnya turun amblas sekira dua hingga tiga meter,” terang Ramlan.
Ia juga meminta warga melakukan adat kebiasaan yang ada di Desa Pidara. Tujuannya untuk melakukan doa bersama. Ramlan menghimbau masyarakat agar saling bergotong royong menggeser rumah yang terdampak, sehingga kedepannya tidak berakibat fatal.
Pemkab telah melakukan pendataan jumlah rumah rusak ini digunakan sebagai bahan analisa agar memberikan bantuan.
“Kita akan bantu sesuai kemampuan daerah, kita juga akan melaporkan ke pusat. Jika terjadi masalah mengenai struktur tanah apakah ada rongga atau apa,” akunya.
Jika dikemudian hari terdapat masalah, pemkab akan melakukan relokasi penduduk, jika tanah tersebut mengkhawatirkan.Pemkab akan melakukan rapat dengan pihak terkait membahas kondisi di Desa Pidara. Apalagi masyarakat meminta agar mendatangkan BMKG untuk melakukan penelitian, sehingga diketahui pasti penyebab turunnya tanah.
Kepala Desa Pidara Kecamatan Balla, Arianus D mengatakan terdapat 19 rumah yang terdampak atas fenomena tanah amblas. Namun sebanyak 11 rumah yang parah. Sebanyak 70 jiwa yang dianggap terdampak.
“Empat rumah lainnya, kami anggap rawan terdampak jadi total ada 19 rumah,” terang Arianus.
Ia berharap bantuan yang diberikan fasilitas lainnya seperti tikar dan kebutuhan bahan pokok, dan Dinas Sosial telah memberikan tenda. Saat ini ada 11 kepala keluarga saat ini tinggal di tenda pengungsian. (r4/mkb/jaf)