Kontribusi Sulbar Sebagai Lumbung Beras, Indonesia Peroleh Penghargaan IRRI

  • Bagikan
Presiden RI Joko Widodo menerima penghargaan dari IRRI, di Istana Negara, Minggu 14 Agustus 2022.-foto: ist--

MAMUJU, RADARSULBAR – Karantina Pertanian Mamuju telah menerbitkan sertifikat terhadap komoditas beras yang dikirim ke luar Sulbar sebanyak 2.423 ton, sejak 2019 hingga 2021.

Sertifikat itu merupakan jaminan bahwa beras Sulbar yang dikirim beberapa daerah di Indonesia, memiliki kualitas dan telah terjamin kesehatannya sebagai pangan nasional.

Atas itu pula Indonesia memperoleh penghargaan dari Lembaga Internasional Pusat Penelitian Beras Dunia atau International Rice Research Institute (IRRI) atas pencapaian selama tiga tahun terakhir mampu mencapai swasembada beras. Sulbar dinilai ikut berkontribusi atas capaian itu.

Kepala Karantina Pertanian Mamuju, Agus Karyono mengatakan, berdasarkan data dari sistem automasi perkarantinaan IQ Fast selama tiga tahun terakhir, pihaknya telah menerbitkan sertifikat terhadap komoditas beras yang keluar dari Sulbar yaitu sebanyak 2.423 ton.

Rinciannya, tahun 2019 sebanyak 334 ton, tahun 2020 sebanyak 942 ton dan tahun 2021 sebanyak 1.147 ton.

“Rata-rata tujuan pengiriman ke pulau Kalimantan. Ini menunjukkan bahwa Sulbar telah mampu mencukupi kebutuhan beras sendiri,” kata Agus, Senin 15 Agustus.

Ia mengaku, pihaknya bersama Pemprov Sulbar terus berupaya mencapai swasembada beras. Hal itu terbukti bahwa kolaborasi yang terbangun mampu berkontribusi pada tercapainya swasembada beras secara nasional.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Sulbar, Abdul Waris Bestari mengatakan pihaknya sangat optimis Sulbar mampu terus mempertahankan swasembada beras. Utamanya dalam menopang Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim).

“Saya sudah lihat sendiri stok di gudang bulog. Jangankan 2 ribu atau 3 ribu ton, 5 ribu ton beras pun kami siap suplai ke Pulau Kalimantan,” ujar Waris.

Direktur UD Madina, salah satu pabrik penggilingan padi di Polman, Sabaruddin, mengaku, sudah sering kali menyuplai beras ke Kalimantan. Besarannya mencapai 100 ton per sembilan hari.

“Paling sedikit biasanya 100 ton per 9 hari. Setelah itu, kami mengirim lagi melalui pelabuhan di Majene,” ujar Sabaruddin.

Penghargaan atas pencapaian swasembada beras dari IRRI itu, diterima langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu 14 Agustus.

IRRI menilai, Indonesia mencapai swasembada karena mampu memenuhi kebutuhan pangan pokok domestik dalam hal ini beras lebih dari 90 persen.

Produksi beras nasional dari tahun 2019 konsisten berada di angka 31,3 juta ton sehingga berdasarkan hitungan BPS jumlah stok akhir bulan April 2022 tertinggi di angka 10,2 juta ton.

Jokowi mengatakan, di tengah ancaman krisis pangan di tingkat global, pemerintah Indonesia terus berkomitmen meningkatkan produksi nasional dan menjamin ketercukupan pangan di dalam negeri sekaligus memberikan kontribusi bagi kondisi pangan internasional.

“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pelaku dan pekerja di sawah, para petani Indonesia atas kerja kerasnya, tentu saja bupati, gubernur dan jajaran Kementan yang semuanya bekerja sama dengan riset-riset dari universitas perguruan tinggi yang kita miliki. Ini adalah kerja yang terintegrasi dan kerja gotong royong,” pungkasnya. (ajs)

  • Bagikan