Mengunjungi Fish Market Kampung Mandar, Banyuwangi

  • Bagikan
TERTATA: Pengunjung bisa menikmati ikan bakar segar di salah satu sentra kuliner kawasan plengsengan di Kampung Mandar. --Foto: Ramada Kusuma/Radar Banyuwangi--

SIAPA bilang pasar ikan tidak bisa dijadikan objek wisata potensial? Kawasan Pasar Ikan Kampung Mandar menjadi bukti. Di sana, pengunjung diajak untuk mengeksplorasi dan menikmati aneka hasil laut sambil melihat keindahan alam khas pesisir.

KAWASAN fish market yang terletak di Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi, itu kini menjadi salah satu jujukan favorit wisatawan yang berkunjung ke kabupaten berjuluk The Sunrise of Java tersebut.

Wajar, posisi destinasi yang satu ini memang cukup strategis dan potensial. Jaraknya hanya ’’selemparan batu” dari pusat Kota Banyuwangi, sekitar 1 kilometer saja. Pasar ikan itu juga bersebelahan dengan Helix Bridge-nya Indonesia, Pantai Marina Boom, yang terkenal akan jembatan lintas (causeway)-nya yang berbentuk spiral.

Di pasar ikan yang telah disulap menjadi pasar kuliner tematik tersebut, pengunjung bisa memilih beragam ikan segar yang kebanyakan merupakan hasil tangkapan nelayan setempat. Ada kerapu, baronang, cakalang, kakap, putihan, dan sebagainya. Selain itu, ada kepiting, kerang hijau, dan kerang darah alias blood clam.

Begitu tiba di lokasi, pengunjung bisa langsung memilih ikan segar di deretan lapak yang berada dalam satu atap. Selanjutnya, ikan yang telah dipilih tersebut ditimbang.

Setelah ikan ditimbang, pembeli tinggal menentukan jenis masakan yang diinginkan. Ada ikan bakar pedas manis, ikan bakar madu, ikan bakar bumbu rica-rica, ikan bakar bumbu kecap, dan lain-lain. Selanjutnya, ikan tersebut dimasak petugas yang mayoritas adalah warga sekitar yang bekerja sama dengan pengelola fish market.

Selain ikan segar, pengunjung bisa memesan nasi putih serta beragam hidangan pendamping seperti cah kangkung. Aneka minuman yang disediakan juga beragam. Mulai kelapa muda hingga es teh atau teh hangat.

Selain di bangunan satu atap fish market, pengunjung bebas memilih makan di warung-warung yang berderet di sekitarnya. Sembari menikmati seafood, pengunjung mendapat bonus panorama Selat Bali yang memesona.

Tak cuma menjajakan ragam seafood, kawasan Kampung Mandar itu juga dilengkapi sentra oleh-oleh khas Banyuwangi yang terletak di salah satu gang selebar sekitar 3 meter di tengah permukiman warga.

Beragam camilan khas Banyuwangi tersedia di sana. Di antaranya, kopi, abon, kerupuk cumi, dan berbagai makanan olahan berbahan dasar ikan dan lainnya. Semuanya adalah hasil produksi 25 pelaku industri kreatif dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Mandar Hilman Syah Anwar mengatakan, ide awal membuat pusat oleh-oleh berbasis masyarakat tersebut bertujuan memajukan perekonomian di Kampung Mandar. ’’Kami yakin masyarakat bisa mendapatkan rezeki dari depan rumahnya sendiri,” ujarnya.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi inisiatif warga sekitar melakukan diversifikasi usaha. Mereka tidak hanya mengandalkan penghasilan dari melaut atau berjualan ikan, tetapi juga memberikan nilai tambah ikan hasil tangkapan nelayan setempat. ’’Saat harga ikan anjlok atau suami tidak bisa melaut karena cuaca kurang mendukung, ibu-ibu tetap bisa mendapatkan penghasilan dari berjualan olahan ikan,” tuturnya.

Apresiasi juga datang dari Koordinator Kemitraan Publik Kementerian Perikanan dan Kelautan Harun. Menurut dia, fish market Banyuwangi merupakan konsep apik yang mengemas pasar ikan menjadi destinasi wisata menarik bagi masyarakat. ’’Ini patut ditiru. Mengemas pasar ikan tak hanya sebagai tempat transaksi jual beli ikan, tapi juga pusat edukasi, kuliner, dan destinasi wisata,” tandasnya.
Tidak Ada Istilah Pukul Harga

LIMA tahun silam, kawasan fish market di Kampung Mandar dikenal kumuh. Penataan warung-warung di sana ala kadarnya. Selain itu, di sana juga ada rawa-rawa yang berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah (TPS) bagi masyarakat sekitar.

Tak heran, kawasan itu sepi pengunjung. Apalagi pada saat yang sama, terbit surat keputusan (SK) bupati Banyuwangi yang menetapkan Kampung Mandar sebagai kampung kumuh.

Situasi itu mulai berubah pada awal 2017. Lurah Kampung Mandar Dwi Sasongko berpikir keras untuk mengubah kawasan pesisir tersebut.

“Sebelum melakukan gebrakan, saya awali dengan pidato di Masjid Nurul Huda. Saya minta warga mendoakan, bukan sampah lagi yang dibuang di Kampung Mandar, tapi uang,” kata Sasongko.

Bak gayung bersambut, ketika ikhtiar membenahi Kampung Mandar dimulai, pada saat yang sama terdapat pengerukan material yang dilakukan PT Pelindo di area Pantai Marina Boom. Sasongko lantas menghadap pimpinan perusahaan pelat merah itu. Dia minta agar material urukan bisa digunakan untuk menutup rawa-rawa. Setelah negosiasi yang cukup panjang, permohonan tersebut dikabulkan. ”Tanah urukan dibawa ke rawa-rawa. Prosesnya sekitar tiga bulan,’’ jelasnya.

Setelah rawa-rawa itu rata, muncullah ide membuat fish market, yaitu kawasan yang menjual ikan segar sekaligus menyediakan jasa mengolah kuliner ikan. Pengunjung bisa membeli ikan segar untuk dibawa pulang atau dibakar dan dinikmati di lokasi.

Efeknya pun positif. Warung-warung di kawasan fish market ikut berkembang. Baik yang di dalam maupun di luar. Kini ada 17 warung yang dikelola warga di sekitar plengsengan. Ditambah lima warung di kawasan fish market.

Dalam satu warung, rata-rata ada empat sampai delapan pekerja. Otomatis, kesejahteraan warga terdongkrak. ”Kalau kita hitung kasar, omzet yang dihasilkan lebih dari Rp 500 juta sebulan,’’ terangnya.

Salah seorang pemilik warung kuliner Ponco Utomo mengaku senang dengan berdirinya kawasan wisata kuliner di sepanjang pantai. Selain menyejahterakan warga, para pemuda di sana juga ikut merasakan manfaat. “Mereka sekarang punya pendapatan baru,” ujarnya.

Pengelola kawasan itu juga benar-benar menjaga kualitas. Ikan laut yang dijual di fish market dan plengsengan harus segar. Harga yang ditawarkan juga harus seragam supaya tidak ada persaingan yang tak sehat antarpedagang. ”Dulu orang takut mau makan ikan bakar, takut dipukul harganya. Tapi di plengsengan, orang bawa uang Rp 50 ribu berani makan ikan bakar,’’ ujar Lutfi, mantan camat Banyuwangi yang ikut membantu berdirinya kawasan kuliner ikan bakar tersebut.

SEKILAS TENTANG FISH MARKET KAMPUNG MANDAR

– Terletak di Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi.

– Diinisiatori mulai 2017. Sementara itu, fish market diluncurkan pada Juni 2021.

– Tercatat, ada 22 warung di kawasan tersebut. Sebanyak 17 warung dikelola warga di sekitar plengsengan, sedangkan 5 warung lainnya di kawasan fish market.

– Di kawasan Kampung Mandar, juga terdapat sentra oleh-oleh khas Banyuwangi hasil produksi 25 UMKM lokal. (jpg)

  • Bagikan