Festival Saeyyang Pattuqduq Meriahkan Hari Jadi Majene

  • Bagikan
NAIK KUDA. Bupati Majene A. Achmad Syukri bersama Wakil Bupati Majene Arismunandar menaiki Saeyyang Pattuqduq di acara Festival Saeyyang Pattuqduq, sebagai rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi Majene ke-477 Tahun.--muh.mabrur/radarsulbar--

MAJENE, RADAR SULBAR — Sebanyak 96 kuda menari dan 36 bendi (delman) ditampilkan pada Festival Saeyyang Pattuqduq yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Majene, Kamis 11 Agustus 2022.

Ketua Panitia Muhammad Afiat menjelaskan, Festival tersebut dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Majene yang ke-477. Tujuannya selain pelestarian dan pengembangan tradisional kebudayaan daerah, juga mendukung pencapaian visi misi Bupati dan Wakil Bupati Majene, yaitu Majene Unggul, Mandiri dan Religius (UMR).

“Melalui event tahunan bernuansa kebudayaan ini, tentunya dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah dan masyarakat Majene, dengan menghadirkan para pemilik kuda, becak, parrawana (musik tradisional rebana) dan lain sebagainya,” ujar pria yang juga menjabat Sekretaris Disbudpar Majene itu.

Kata dia, Festival Saeyyang Pattuqduq sebagai wahana pelestarian nilai-nilai tradisi budaya di Bumi Assamalewuang serta menyosialisasikan warisan budaya tak benda kepada seluruh lapisan masyarakat serta bagaimana menggerakkan perekonomian daerah dan masyarakat Majene.

Rute festival ini, dimulai di Stadion Prasamya Mandar Majene dan mengelilingi seputar wilayah perkotaan Majene dan kembali ke Stadion Prasamya Mandar Majene.

Afiat berharap, festival ini mampu menjadi ikon pariwisata daerah yang akan jadi magnet penarik para wisatawan, baik dalam wilayah maupun di luar wilayah Sulbar untuk melakukan kunjungan di Majene.

“Saya ucapkan terimakasih pada Bupati dan Wakil Bupati Majene, Forkopimda, Ketua dan anggota DPRD Majene, para peserta dan undangan lainnya atas kehadiran dalam festival ini,” ungkapnya.

Bupati Majene A. Achmad Syukri mengtakan, pemerintahan AST-Aris mencanangkan program UMR. “Prinsip religius yang kami canankan ingin masyarakat yang religius dan meluas sehingga bisa berbudaya. Olehnya, hari ini kita laksanakan Festival Saeyyang Pattuqduq sebagai upaya pelestarian budaya di Majene,” ungkapnya.

Tradisi ini biasa dilakukan pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, namun kemarin dilaksanakan sebagai rangkaian Hari Jadi Majene ke-477. “Kegiatan ini akan menjadi event tahunan, di setiap pelaksanaan Peringatan Hari Jadi Majene,” imbaunya.

Kegiatan ini menjadi momentum bahwa masyarakat mempunyai kekayaan yang luar biasa yaitu kekayaan budaya yang tidak bisa diukur dengan materi. “Olehnya perayaan ini perlu selalu dilestarikan agar tidak punah, mudah-mudahan kegiatan ini jadi ikon dan daya tarik wisata di Kabupaten Majene,” pungkasnya.

Pagelaran messawe Saeyyang Pattuqduq ini diikuti peserta dari seluruh jajaran Pemkab Majene, yakni pimpinan OPD, camat, lurah, kades dan peserta lainnya. (r2/dir)

  • Bagikan