DPMPTSP Paparkan Perkembangan Investasi di Sulbar

  • Bagikan

MAMUJU, RADAR SULBAR – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempublikasi data capaian realisasi investasi di Indonesia berdasarkan wilayah pada periode Januari-Juni Tahun 2022, Realisasi PMA dan PMDN tertinggi ada di wilayah jawa sedangkan wilayah Sulawesi berada pada posisi 3 terbesar yaitu sebesar Rp 73,2 triliun atau sebesar 12,5 %.

Jika kita lihat secara terpisah antara Realisasi PMDN dengan PMA maka realisasi PMDN wilayah Sulawesi berada di peringkat tertinggi keempat sebesar Rp 10,8 triliun dan realisasi PMA wilayah Sulawesi berada pada posisi kedua terbesar setelah wilayah Jawa yaitu sebesar US$ 4,3 miliar

Selanjutnya kita melihat realisasi investasi di indonesia berdasarkan lokasi, tampak untuk realisasi PMDN dan PMA tertinggi adalah provinsi jawa barat. Kemudian untuk PMDN realisasi terbesar adalah provinsi DKI Jakarta dan realisasi PMA terbesar adalah Sulteng.

Bagaimana dengan Sulbar ?

Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulbar Muhammad Rahmat, capaian Realisasi Investasi PMDN Provinsi Sulbar berada pada urutan ke 31 sebesar Rp 343,8 miliar. Sedangkan capaian realisasi Investasi PMA berada pada urutan 34 dari 34 provinsi sebesar US$ 1,9 juta.

Hal ini menyiratkan dua hal, tergantung sudut pandang kita, secara positif atau negatif. Yang pertama, bahwa Sulbar merupakan provinsi dengan daya tarik investasi yang rendah? atau yang kedua, Sulbar adalah daerah potensial yang memiliki peluang besar menerima pelaku usaha untuk berinvestasi di Sulbar mengingat Sulbar memiliki banyak peluang namun belum dikelola secara maksimal.

Data capaian realisasi investasi periode Januari – Juni Tahun 2022 di Sulbar yakni sebesar Rp 370,4 miliar, lebih tinggi 14,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

“Dengan peningkatan prosentase capaian realisasi investasi Semester I 2022 meningkat puluhan miliar dibanding Triwulan I 2021, hal ini menunjukkan keyakinan investor dalam dan luar negeri semakin meningkat terhadap kebijakan pemerintah khususnya di bidang investasi,” ucap Rahmat, Kamis 11 Agustus 2022.

Berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal, pertumbuhan investasi PMDN pada semester I (Periode Jan – Juni) Tahun 2022 meningkat sebesar 29,5%, dari Rp 265,4 miliar di semester I Tahun 2021 menjadi Rp 343,8 miliar. Sedangkan investasi PMA pada semester I Tahun 2022 menurun 0,6% dibanding Triwulan I Tahun 2021 dari Rp 35 miliar menjadi Rp 26,6 miliar.

Tiga besar realisasi investasi (PMDN dan PMA) berdasarkan lokasi proyek adalah Kabupupaten Pasangkayu (Rp 206,72 miliar, 34,45%); Mamuju (Rp 100,17 milyar, 16,69%); Mamuju Tengah (Rp 31,2 miliar, 5,19%).

Berdasarkan sektor usaha, lima besar realisasi investasi (PMDN dan PMA) adalah Industri Makanan (Rp 216,87 miliar, 58,5%); Listrik, Gas dan Air (Rp 77,68 miliar, 21,0%); Perdagangan dan Reparasi (Rp 20,2 miliar, 5,4%); Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan (Rp 19,1 miliar, 5,2%); Konstruksi (Rp 16,1 miliar, 4,3 %). Sektor industri makanan masih memegang peranan sangat penting dalam peningkatan realisasi investasi dan tetap menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi.

Tiga besar negara asal PMA adalah Malaysia (18,5 miliar, 69,67%); British (6,3 miliar, 23,74%); dan Tiongkok (1,1 miliar, 4,16%).

Capaian Realisasi Investasi di Sulbar ini jika disandingkan dengan target investasi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat untuk Sulbar maka hingga periode semester I ini Realisasi Investasi Sulbar telah mencapai 61,73%. Hal ini diperoleh dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal yang masuk dari 138 PMDN dan 15 PMA.

Bagaimana dengan gambaran pelaku usaha di wilayah Sulbar?

Dari Data dari OSS RBA di atas terlihat bahwa terdapat 13.938 proyek yang tersebar di Sulbar, sebanyak 5.984 diantaranya adalah PMDN, 3 PMA, 5.907 UMK dan 80 Non UMK.

Hal ini menggambarkan kepada kita bahwa sebenarnya realisasi investasi di Sulbar bisa lebih banyak dari yang data yang dihimpun oleh LKPM. Tercatat Baru 138 PMDN dan 15 PMA yang melaporkan kegiatan penanaman modalnya.

Kemudian dari 13.938 proyek kita bisa melihat lebih dari 50% proyek berisiko rendah dan berdasarkan skala usaha, tiga terbesar proyek yang ada merupakan usaha mikro, kemudian usaha kecil dan usaha besar berada di Kabupaten Mamuju, Majene dan Polewali Mandar. (adv)

  • Bagikan