MAMUJU, RADARSULBAR – Bukan rahasia lagi jika Pulau Karampuang, memiliki daya tarik wisata yang luar biasa. Masyarakat di sana sudah harus memanfaatkan potensi itu.
Karena itu, masyarakat di Pulau Karampuang, diminta “menyulap” rumahnya menjadi Homestay untuk menarik wisatawan. Dengan begitu, masyarakat bisa mendapat penghasilan tambahan dari penyewaan Homestay.
Apalagi, pihak perbankan berjanji siap menyokong bantuan berupa pinjaman modal untuk menggerakkan ekonomi masyarakat itu. Salah satunya BRI Cabang Mamuju, yang telah membuat kesepakatan atau MoU dengan Pemprov Sulbar dan Pemdes Karampuang, dalam hal pengembangan wisata di sana.
Regional CEO BRI Makassar Rahman Arif, mengatakan, BRI Cabang Mamuju telah menyiapkan pinjaman dana sekira Rp 200 juta untuk 20 rumah masyarakat di Pulau Karampuang, yang ingin mengubahnya menjadi Homestay.
“Apa yang dibutuhkan masyarakat kita dukung. Contoh, UMKM atau Homestay di sana kita kembangkan. Kita ingin Homestay di sana layak dan modern. Rencana ada 20 Homestay,” kata Arif, saat ditemui di Rujab Wagub Sulbar, Senin 8 Agustus.
Secara umum, kata dia, pihaknya masih melakukan peninjauan terkait potensi di pulau tersebut. Termasuk menghitung berapa kebutuhan dana setiap rumah yang ingin dijadikan Homestay.
“Intinya BRI membantu dan mendorong bagaimana mengembangkan desa wisata. Kami siapkan Rp 200 juta, tapi itu estimasi saja,” ujarnya.
Objek wisata yang menarik di Sulbar, khususnya di Mamuju, tentu dapat menjadi alternatif tempat wisata di sekitar Ibu Kota Negara (IKN). Namun, agar hal itu dapat tercapai, semua pihak mesti bergandeng tangan dalam mewujudkannya.
Hal itu juga yang disampaikan Asisten III Pemprov Sulbar, Jamil Barambangi. Menurutnya, Pemkab Mamuju terlebih dulu mesti menetapkan Pulau Karampuang menjadi desa wisata. Sehingga stakeholder lain bisa mengintervensi lebih jauh.
“Kita ingin tetapkan desa wisata di Sulbar. Beberapa objek sangat menarik, ada sumur jodoh yang sangat dikenal. Kalau dipublis dan dipromosi pasti akan dikunjungi orang. Kita berkolaborasi, harus ada SK bupati yang menetapkan Desa Karampuang jadi desa wisata,” jelas Jamil.
Terpenting, lanjut Jamil, identitas pulau kebanggaan masyarakat Mamuju itu tidak luntur. Kearifan lokal mesti tetap harus dilestarikan dan dijaga. Sebab, pulau itu penuh dengan histori.
“Perlu juga ada perencanaan secara parsial, ada pembagian kewenangan. Seperti objeknya dibagi dan sebagainya. Jadi tidak tumpang tindih dalam pengelolaannya,” ungkapnya.
Kabid Lembaga dan Kemitraan Dinas Pariwisata Sulbar, Yusuf Anwar menerangkan, salah satu unsur yang terpenuhi di Karampuang, adalah penginapan atau Homestay. Ia mencoba membuat Homestay untuk memenuhi kebutuhan inap bagi pengunjung di Karampuang.
Menurutnya, perlu perhatian khusus dengan membangun kolaborasi semu pihak, termasuk perbankan. “Kita meningkatkan pariwisata berbasis masyarakat sehingga mampu mensejahterakan masyarakat juga,” jelasnya.
Kepala Desa Karampuang, Hasdiah mengaku, bersyukur bahwa perbankan dan Pemprov Sulbar siap membantu dan memberikan pendampingan dalam mengembangkan Homestay di Pulau Karampuang.
“Kita bersyukur, dengan begitu juga ada tambahan penghasilan masyarakat,” tandasnya. (ajs)