MAMUJU, RADARSULBAR–Biasanya masyarakat dibingungkan dengan tidak adanya dana saving untuk melunasi tagihan yang harus segera dibayarkan. Berbeda dengan Pemda di Sulbar, punya pendapatan transfer, bukannya segera dibelanjakan justru menumpuk dalam kas daerah.
Tercatat dana yang seharusnya dihabiskan hingga semester I 2022 ini sebesar Rp3,2 Triliun, banyak bersumber dari pendapatan transfer, namun oleh Pemda baru mengorek sekira Rp1,8 Triliun.
Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu Sulbar, Bekti Wicaksono mengatakan telah mengidentifikasi banyaknya idle cash atau dana belanja yang mengendap memasuki Semester I 2022.
“Teridentifikasi masih terdapat idle cash pada APBD yang bersumber dari pendapatan transfer yang belum segera dibelanjakan, artinya banyak uang yang mengendap,” terang Bekti beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan adanya idle cash dapat berdampak pada kurangnya daya dorong belanja pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi regional.
Disebutkan pula, Ekonomi Sulawesi Barat tumbuh melambat pada triwulan I 2022. Perekonomian Sulawesi Barat tumbuh sebesar 0,93 persen (yoy) pada triwulan I 2022 atau lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,32 persen (yoy).
Dengan kondisi itu, seharusnya pemda dapat lebih mengakselerasi belanja guna menggenjot laju pertumbuhan ekonomi daerah.(jaf)