Kondisi Terburuk Jika Tertular Cacar Monyet Bisa Berujung Kematian Akibat Komplikasi Otak

  • Bagikan
Ketua Satgas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Hanny Nilasari

RADAR SULBAR – Sejumlah negara di luar Afrika mulai melaporkan kasus kematian akibat cacar monyet, seperti India, Spanyol, dan Brasil. Kematian terjadi karena pasien mengalami komplikasi atau infeksi sekunder.

Ketua Satgas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Hanny Nilasari, mengatakan cacar monyet pada kondisi terburuk bisa memicu kematian. Hal itu disebabkan juga karena daya tahan tubuh individu itu lemah.

“Kalau orang itu punya daya tahan tubuh lemah bisa mengalami komplikasi dan meninggal atau kematian,” tegas dr. Hanny dalam webinar baru-baru ini.

Komplikasi yang dialami bisa menyerang otak hingga saluran napas. Risiko atau peluang kematian yakni 0-16 persen.

“Misalnya, infeksi kuit, saluran pernapasan, bahkan hingga infeksi otak dan berakhir kematian,” kata dr. Hanny.

Komplikasi lain seperti infeksi sekunder pada saluran napas, darah tercemar, infeksi otak, dan infeksi mata. Gejala terburuk cacar monyet juga bisa dialami pasien dengan komorbid seperti gangguan sistem ginjal, pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.

“Kalau infeksinya ada di otak atau menyerang semua organ tubuh, artinya terjadi sepsis, maka angka kematian tinggi,” katanya.

Hanny mengatakan cacar monyet tidak berakibat kematian pada pasien dengan kondisi imun tubuh yang baik sebab umumnya bisa sembuh dengan sendirinya.

Ia mengatakan masa inkubasi cacar monyet dimulai virus masuk ke tubuh pasien hingga menimbulkan gejala dalam 1 sampai 4 minggu.

“Hal ini juga ditentukan oleh daya tahan tubuh seseorang. Jika lemah, butuh inkubasi yang agak panjang,” ujarnya.

“Ketika sudah sembuh dari cacar monyet bisa saja terinfeksi kembali. Tetapi kalau imunnya baik, biasanya kondisi keseluruhannya baik,” tutupnya. (jpg)

  • Bagikan