Cegah Stunting, Andi Ruskati Sosialisasikan Pentingnya 1000 HPK Bagi Anak

  • Bagikan
KEPALA BKKBN Sulbar Nuryamin dan Anggota DPR RI Andi Ruskati Ali Baal foto bersama peserta sosialisasi KIE.

POLMAN, RADARSULBAR – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulbar bersama Anggota Komisi IX DPR RI Andi Ruskati Ali Baal kembali menggelar sosialisasi KIE program Bangga Kencana di BTN Makkanyuma, Kelurahan Lantora, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Jumat, 5 Agustus 2022.

Sosialisasi ini dihadiri oleh Kepala BKKBN Sulbar, Nuryamin, Sekretaris Camat, Kelurahan Lantora, Hilaluddin, dan 140 orang peserta, dimana peserta tersebut merupakan masyarakat dan kader KB Lantora.

Sosialisasi KIE ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan Kader KB Lantora tentang permasalahan yang terjadi terhadap pernikahan di bawah umur.

Mengawali pembukaan kegiatan, Sekretaris Kecamatan Polewali, Hilaluddin menyebutkan, pentingnya peran pemerintah bersama masyarakat dalam memberikan edukasi kepada orang tua dalam mencegah terjadinya stunting. 

“Selaku Pemerintah di tingkat kecamatan kami akan mendorong peran aktif masyarakat untuk mengetahui dan memahami terkait dengan pencegahan stunting. Penting bagi setiap keluarga mengenal apa itu stunting dan bagaimana pencegahannya,” ungkapnya. 

Kepala Perwakilan BKKBN Sulbar dalam sambutannya menekankan bahwa Stunting merupakan krisis kemanusiaan yang memberikan banyak dampak yang terjadi karena kurang perhatian dari ibu hamil. Untuk itu pentingnya merencanakan pernikahan dan kehamilan serta pemberian gizi yang seimbang.

Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, Prevalensi Stunting Balita tertinggi berada di kabupaten Polewali Mandar sebesar 36 persen, Majene 35.7 persen, Mamasa 33.7 persen, Mamuju 30.3 persen, Pasangkayu 28.6 persen dan Kabupaten Mamuju Tengah 26.3 persen. 

Menurut Nuryamin, salah satu penyebab tingginya angka stunting di Polman dikarenakan masih tingginya angka perkawinan anak.

“Kepada orang tua yang memiliki anak usia sekolah agar mengubah pola pikir untuk tidak menikahkan anak perempuan mereka yang masih berusia dibawah 21 tahun. Berilah kesempatan kepada anak-anak untuk mengikuti Pendidikan sampai jenjang tertinggi,” pungkasnya.

Sementara itu, Andi Ruskati saat membuka materi, menekankan pentingnya menjaga 1000 HPK, serta peran ayah dalam upaya pencegahan stunting pada masa kehamilan. 

Selain itu, Andi Ruskati juga mengingatkan kembali bahwa Sulbar berada di urutan kedua dengan angka prevalensi Stunting tertinggi Se-Indonesia dan Kabupaten Polman menjadi urutan pertama di Sulbar. Oleh karena itu, Ia berpesan untuk menghindari Pernikahan usia dini, membatasi jumlah anak dan jarak kehamilan.

“Stunting yang terjadi di Polewali Mandar meningkat tiap tahunnya dan harus kita antisipasi. Stunting harus kita turunkan dan hilangkan dari Sulbar. Karena itu dibutuhkan kepedulian dan kerjasama kita semua,” terangnya.

Ia juga menambahkan pentingnya 1000 hari pertama kelahiran (HPK) bagi pertumbuhan anak agar menjadi generasi yang unggul.

“Kaum ibu harus cerdas, perhatikan anak di 1000 HPK. Berikan yang terbaik untuk anak kita demi masa depan yang lebih cerah dan tentunya generasi Indonesia yang sehat, cerdas dan berkualitas”, tutupnya. (ian)

  • Bagikan