JAKARTA, RADARSULBAR – Seluruh jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) akan memperkuat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting.
Selain menjadi Bapak Asuh Anak Stunting, TNI-AD juga akan menyediakan fasilitas kesehatan yang dimiliki untuk upaya percepatan penurunan stunting.
Bahkan, TNI-AD akan mengerahkan seluruh Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk mendata dan memberikan bantuan bagi balita penderita stunting hingga ke pelosok.
Langkah jajaran TNI-AD untuk memperkuat BKKBN dalam upaya mengejar target prevalensi stunting 14 persen pada 2024 merupakan tindak lanjut dari pengukuhan Kepala Staf TNI-AD Jenderal Dudung Abdurachman sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting.
“Kami datang sebagai tindak lanjut dari pengukuhan Bapak Jenderal Dudung sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting. Kami akan memfasilitasi. Seluruh fasilitas kesehatan di TNI Angkatan Darat akan digunakan untuk penanganan stunting dan gizi buruk. Selain itu kami juga perlu membicarakan langkah-langkah konkrit yang akan kita lakukan,” kata Kepala Pusat Kesehatan TNI AD Mayor Jenderal TNI dr. Purwo Setyanto dalam audiensi di kantor BKKBN pusat di Jakarta, Kamis 28 Juli 2022.
Kedatangan Mayor Jenderal TNI dr. Purwo Setyanto ke kantor BKKBN didampingi Brigadir Jenderal (Brigjen) dr. Arief Hariyanto, Brigjen dr. Rachmat S, Kolonel dr. Ismi Purnawan, Letkol dr. Imanuel Purba, dan dr. Afriani Likun.
Jajaran petinggi TNI-AD yang membidangi kesehatan itu diterima Kepala BKKBN Dr (H.C) dr. Hasto Wardoyo SP.OG (K) yang didampingi oleh Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso, Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) BKKBN Eka Sulistia Ediningsih, Direktur Advokasi dan Hubungan Antarlembaga BKKBN Wahidah.
Mayjen dr. Purwo mengatakan, upaya percepatan penurunan stunting nantinya akan melibatkan seluruh Babinsa. Namun, perlu ada penjelasan kepada para Babinsa ini soal stunting yang berbeda dengan penyakit lainnya.
“Kalau mencari pasien bibir sumbing atau pasien katarak, kami mudah mencarinya. Nah, ini bagaimana mengajarkan Babinsa untuk mengetahui anak itu stunting atau tidak. Ini perlu pengetahuan,” kata Mayjen dr. Purwo.
Mayjen dr. Purwo menjelaskan, seluruh fasilitas kesehatan TNI AD akan memperkuat kinerja dari BKKBN. TNI AD sendiri saat ini memiliki 48 rumah sakit, 468 klinik dan fasilitas kesehatan tingkat pertama, serta 583 posyandu yang bisa diperbantukan untuk percepatan penurunan stunting hingga pencegahannya.
Hal tersebut akan ditindaklanjuti dengan pelatihan dan seminar yang akan diadakan secara daring dan luring dan akan diikuti seluruh jajaran TNI AD. Ada sekitar 80 ribu Babinsa yang akan terlibat dalam pendataan anak-anak stunting ini.
“Pangdam, Danrem, Dandim, nanti kumpul semua mendapat komando dari Bapak Kasad terkait anak stunting dan gerakan Bapak Asuh Anak Stunting,” kata dia.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyambut baik kunjungan dari Kapuskesad Mayjen Purwo Setyanto bersama jajarannya tersebut.
Tidak hanya memberikan pelatihan dan edukasi mengenai stunting kepada para Babinsa. Hasto dalam kesempatan tersebut juga akan memberikan data lengkap keluarga berisiko stunting kepada Babinsa untuk mempermudah kerja di lapangan.
“Data keluarga berisiko stunting dengan ciri tidak ada jamban, air bersih nggak ada, rumah kumuh dan mereka itu pasangan usia subur. Kami by name by addrees ada datanya,” kata Hasto.
Hasto mengatakan kerjasama dengan TNI sudah dimulai. Sebelumnya Danrem di Kalimantan Tengah menghubungi dirinya perihal kegiatan yang dilakukan untuk percepatan penuruan stunting.
“Jadi waktu itu saya arahkan untuk menghubungi kantor perwakilan BKKBN Kalimantan Tengah. Setelah itu mereka berdiskusi terkait kegiatan Bapak Asuh Anak Stunting di wilayahnya tersebut,” ujarnya.
Hasto pun berharap Kementerian/Lembaga lain dapat tergugah setelah adanya peran serta dari TNI AD dalam upaya percepatan penurunan stunting nasional yang digerakan oleh KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman. (*)