Ketua IBI Sulbar Harap Bidan Non ASN Diangkat Menjadi P3K

  • Bagikan
Disaksikan Ketua PD IBI Sulbar Hj. Nadirah, Plh. Sekprov Sulbar Dr. Muh. Jamil Barambangi memotong tumpeng diacara HUT IBI ke 71 Tahun.--ist--

MAMUJU, RADARSULBAR – Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) III dirangkaikan Peringatan Hari Ulang Tahun IBI ke 71 tahun di Hotel Berkah Mamuju Sabtu, 23 Juli 2022.

Tema Rakerda III IBI adalah, “Konsolidasi organisasi IBI dalam menghadapi perkembangan pelayanan KIA, KB dan Kespro utamanya pada masa pandemi covid-19”.

Sedangkan tema HUT IBI yaitu, perjalanan panjang profesi bidan mewujudkan generasi unggul menuju Indonesia maju.

Ketua IBI Sulbar, Hj. Nadirah mengatakan, di usia ke 71 tahun, IBI terus berkembang, berinovasi dan semakin maju. Perkembangan IBI sangat jelas terlihat pada jumlah anggotanya yang mencapai 459.567 orang di Indonesia.

“Usia 71 tahun merupakan usia yang tidak muda lagi bagi IBI. Banyak tantangan yang sudah kita hadapi. Selamat ulang tahun bagi seluruh bidan yang ada di Sulbar dan seluruh bidan di Indonesia,” ujar Nadirah saat menyampaikan sambutan dihadapan peserta.

Saat ini, lanjut Nadirah, pengurus IBI Sulbar terdiri dari enam pengurus cabang dan 27 pengurus ranting tersebar di enam kabupaten se-Sulbar. Anggotanya sebanyak 3.282 orang. Namun, baru sekitar 45 persen yang terangkat sebagai ASN. Sementara 55 persennya sebagai tenaga kontrak dan sukarela.

“Saya selaku Ketua PD IBI Sulbar, berharap kepada Plh. Sekprov Sulbar, sekiranya anak kami atau bidan-bidan kami yang masih status non ASN agar diangkat menjadi P3K,” harapnya.

Meskipun saat ini banyak bidan kami berstatus sebagai sukarela, namun semangatnya tetap berkobar. Mereka tetap menjadi garda terdepan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang profesional kepada masyarakat, khususnya perempuan. Mulai dari sebelum hamil, masa hamil, persalinan, nifas, bayi dan pelayanan KB.

“Para bidan juga ada yang bertugas sebagai tenaga pelayanan di Polindes, Pustu, Puskesmas, Rumah Sakit pemerintah dan swasta. Selain itu juga bertugas didunia pendidikan sebagai dosen serta dibagian manajemen sebagai tenaga struktural. Yang jelasnya bidan ada dimana-mana dari desa terpencil sampai kota,” paparnya.

Nadirah juga mengajak seluruh bidan agar terus meningkatkan kapasitas dan kemampuannya, sehingga semakin profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

“Perlu saya laporkan bahwa, sudah banyak program dan kegiatan yang kami lakukan untuk peningkatan kapasitas bidan. Kami juga bersinergi dengan pemerintah untuk penurunan kematian ibu dan bayi serta percepatan penanganan dan penurunan stunting. Semoga pada tahun 2024 stunting di Sulbar bisa diturunkan menjadi 14 persen dari 33,8 persen sesuai harapan Presiden RI,” ujarnya.

Diakhir sambutannya, Nadirah berharap agar Pemprov Sulbar memberikan gedung sekretariat kepada IBI Sulbar, dalam mendukung kelancaran kegiatan IBI untuk mengkoordinir dan membina para anggota agar semakin mampu, terampil dalam profesi kebidanan. Sehingga bisa membantu pemerintah dalam pembangunan kesehatan terutama meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

“Sebenarnya kami sudah memiliki sekretariat, tapi sudah tidak layak pakai karena gempa 6,2 Magnitudo lalu. Kami sangat memohon dan meminta dukungan moril dan materil dari Pj. Gubernur Sulbar agar diberikan gedung sekretariat PD IBI Sulbar yang baru,” ujarnya.

Menanggapi permintaan Ketua IBI Sulbar untuk mengangkat bidan non ASN menjadi P3K, Plh. Sekprov Sulbar Dr. Muh. Jamil Barambangi mengatakan, Pemprov Sulbar akan selalu membantu dan berkolaborasi dengan PD IBI Sulbar terkait pengangkatan non ASN menjadi P3K, namun harus melalui prosedur yang ada.

Oleh sebab itu, Jamil meminta agar pengurus IBI untuk memasukkan proposal pengajuan P3K bagi anggota IBI untuk dianggarkan terlebih dahulu melalui APBD Pemprov Sulbar pada tahun 2023.

“Harus secepatnya dimasukkan proposalnya, mengingat waktunya semakin sempit. Pengurus IBI juga harus terus membangun komunikasi yang intens dengan pemprov Sulbar agar proposalnya terkait P3K bidan bisa terakomidir,” ujarnya.

Menurut Jamil, peluang bidan terangkat sebagai P3K masih terbuka, mengingat fokus utama pemerintah pusat dalam mengangkat honorer menjadi P3K diprioritaskan dari tenaga kesehatan dan guru. Oleh sebab itu, Ia meminta agar bidan terus meningkatkan kualitasnya agar bisa terangkat P3K pada saat dilakukan tes.

Tak lupa, Ia mengucapkan selamat berdiakusi kepada seluruh peserta Rakerda. Semoga IBI sebagai wadah para bidan, mampu menjadi naungan bagi anggotanya dan menciptakan suasana Rakerda yang demokratis.

“Selamat ulang tahun IBI ke 71 tahun. Saatnya bidan, perempuan dan pemerintah bersatu, bergerak bersama untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, KB dan Kespro serta menurunkan angka stunting menuju Indonesia sehat, cerdas, maju dan malaqbi ” tutupnya. (ian)

  • Bagikan

Exit mobile version