POLEWALI RADARSULBAR — Puluhan rumah dan ratusan hektar tambak milik warga Dusun Bulubawang Desa Patampanua Kecamatan Matakali terendam air. Banjir ini sudah terjadi sejak, Senin 18 Juli hingga Selasa belum surut. Akibatnya rumah dan tambak warga tergenang air membuat petani tambak merugi.
Salah satu penyebab banjir selain intensitas hujan yang tinggi juga karena pendangkalan sungai Matakali. Sehingga warga meminta kepada pemerintah agar melakukan pengerukan Sungai Matakali khususnya dekat muara.
Salah seorang warga, Abdul Rahman mengaku kondisi ini sering terjadi saat hujan lebat turun. Jika hujan lebat berlangsung selama sejam, air pasti meluap ke pemukiman dan tambak. Selain itu jalan menuju Dusun Bulubawang juga tergenang air.
“Kasian kami petani tambak jika banjir selalu mengalami kerugian puluhan juta. Karena ikan bandeng akan terbawa air jika meluap. Kondisi tambak seperti laut sehingga bibit ikan yang saya tebar sebanyak 100 ribu hilang terbawa banjir,” tutur Abdul Rahman.
Ia berharap pemerintah memprogramkan pengerukan Sungai Matakali dan Labasang karena sedimen sudah menutupi sungai. Membuat air kurang lancar mengalir sehingga memenuhi halaman rumah warga dan tambak.
Kepala Desa Patampanua Kecamatan Matakali, Muh Yusuf juga berharap adanya upaya pengerukan sedimen Sungai Matakali. Karena kondisi Sungai Matakali saat ini mengalami pendangkalan khususnya satu kilometer dari muara sungai.
“Kondisi ini membuat warga kami mengalami kerugian akibat banyak petani tambak lepas ikannya. Bahkan ada yang baru menebar bibit ikan bandeng 200 ribu beberapa pekan lalu semuanya dibawa banjir. Sehingga mereka mengalami kerugian puluhan juta,” beber Muh Yusuf.
Terpisah Camat Matakali, Rahmat Razak membenarkan banjir melanda sejumlah wilayah di Desa Patampanua khususnya di Bulubawang. Menurutnya pemerintah daerah sudah mengusulkan dilakukan pengerukan Sungai Matakali ke pihak Balai. Selain itu pekan lalu dilakukan pengukuran saluran buangan untuk mengurai banjir di Desa Patampanua dan Kelurahan Matakali Kecamatan Matakali.
“Pemerintah daerah telah mengusulkan pengerukan Sungai Matakali. Khusus untuk mengurai banjir di Rea Barat dan Kelurahan Matakali telah disurvei dan diukur pembuatan salurang buangan di Kampung Tangga,” terang Rahmat Razak.
Hal sama diungkapkan Wakil Ketua DPRD Polman, Amiruddin yang memantau pelaksanaan pengukuran pembuatan saluran buangan di Desa Patampanua dan Kampung Tangga Kelurahan Matakali.
“Kami sudah turun melakukan survei dan pengukuran melibatkan para Kades Patampanua, Kepala Lingkungan Kampung Tangnga Matakali, Camat Matakali, Tim Dinas PUPR Polman. Nantinya akan dibuat saluran pembuangan perbatasan Rea Barat dengan Matakali sebagai titik terparah genangan air saat hujan turun. Kami mohon doa dan pengertian serta kerja samanya masyarakat yang dilewati lokasinya saluran buangan,” tandas legislator PKB ini. (mkb/jaf)