RADARSULBAR–Sektor pertanian di Kalimantan Selatan mengalami perkembangan pesat, berkat berbagai kebijakan fundamental yang diletakkan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.
Hal itu disampaikan Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Faried Fakmansyah, mewakili Gubernur Kalsel, hadir secara virtual dalam wibinar Pengurus Pusat Ikatan Alumni Mahasiswa Makassar Indonesia (ILUMMI).
Faried Fakmansyah mengungkapkan, berbagai kebijakan bersifat fundamental yang mengubah wilayah Kalimantan Selatan menjadi kandidat terkuat sebagai lumbung pangan nusantara. Diantaranya membangunkan salah satu kekuatan yang selama ini dibiarkan tertidur dan terlantar yakni jutaan hektar lahan rawa. Didukung alat mekanisasi dan pelibatan generasi muda yang massif melalui Gerakan Pemuda Tani (Gempita).
Pemanfaatan lahan rawa tidur itu tersebar di enam provinsi yakni Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Tengah (Kalteng), Sumatera Selatan (Sumsel), Sulawesi Selatan (Sulsel), Jambi dan Lampung. yang ada di Indonesia dengan potensi maksimal. Karena itu juga Amran Sulaiman mampu mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi), menjadi program yang diusung Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memaksimalkan potensi lahan rawa yang ada di Indonesia. Menambah luasan produksi padi dan meningkatkan kesejahteraan petani
“Obsesi Pak Amran Sulaiman (saat jadi Menteri Pertanian) mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, sangat jelas arah dan programnya,” ungkap Faried, Minggu 17 Juli 2022.
Kata dia Program Serasi (Selamatkan Rawa Selamatkan Petani) masih terus berlangsung hingga sekarang. Dengan didukung oleh sumber daya anak muda yang direkrut melalui Gerakan Pemuda tani (Gempita).
Sebagai perbandingan data, swasembada era 1984, produksi beras nasional 25,8 juta ton, konsumsi beras nasional 27 juta ton per tahun, dan masih ada impor beras 414.000 ton untuk konsumsi penduduk 164 juta jiwa. Sementara swasembada 2019, dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini 267 juta jiwa dan konsumsi beras secara nasional 32,4 juta ton per tahun, pemerintah mampu produksi beras nasional 34.9 juta ton dan tidak melakukan impor sepanjang tahun 2019. (*)