MAMUJU, RADARSULBAR — Jelang Idul Adha 1443 Hijriyah, Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada hewan berkuku belah, merebak.
Akibatnya, beberapa daerah melakukan lockdown terhadap ternak sapi dan kambing. Itu sebagai antisipasi merebaknya penyakit ini.
Kebijakan tersebut, berimbas pada naiknya harga kedua hewan ternak itu. Terlebih, untuk kebutuhan kurban umat muslim di hari Idul Adha kemarin.
Namun itu tak menyurutkan antusiasme warga di BTN Graha Nusa 1 Kecamatan Simboro Mamuju untuk berkurban. Meskipun, jumlah hewan yang disembelih tak sebanyak tahun-tahun sebelumya.
Minggu 10 Juli, pemotongan hewan kurban juga dilakukan di kompleks perumahan tersebut. Tepatnya, di halaman Mesjid Babul Hijrah BTN Graha Nusa 1 Mamuju.
“Meski harganya lebih mahal, tapi Alhamdulillah terkumpul sebanyak enam sapi dan satu kambing untuk disembelih. Semua sapi kita datangkan dari kampung-kampung di wilayah Sulbar. Sapi-sapi itu memang terpelihara dengan baik,” ujar koordinator panitia kurban kompleks Graha Nusa 1, Haedar Harun.
Hewan yang disembelih, juga diperiksa dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sulbar. Hal tersebut dilakukan, untuk menjamin kesehatan hewan-hewan tersebut.
“Bukan hanya untuk PMK, tapi kami periksa semua. Termasuk daging, hati dan semua organ dalamnya. Dan hasilnya, semua sapi yang disembelih dalam kondisi sehat,” sebut drh. Imran Taufik.
Ia menambahkan, pemeriksaan seperti ini dilakukan di beberapa titik di Sulbar. Utamanya, untuk menjamin tidak adanya penyakit pada hewan kurban.
“Semua tenaga dokter hewan di Distanak Sulbar diturunkan. Memang tenaga kami sedikit, tapi tetap berusaha semaksimal mungkin. Termasuk, memeriksa kesehatan hewan kurban dari pak Jokowi (Preside RI) yang disembelih di Simboro,” ujarnya sebelum meninggalkan halaman Mesjid Babul Hijrah. (dir)