MAMASA, RADARSULBAR — Tiga titik Jalan Poros Mamuju-Mamasa mengancam keselamatan pengendara.
Salah seorang pengguna jalan Asdar menyampaikan, tiga titik jalan tersebut dipenuhi material bebatuan dan pasir. Tepatnya di Palliabu Desa Malatiro dan dua titik di Desa Saludadeko.
“Saya terjatuh kemarin, untungnya tidak ada mobil di belakang saya yang laju cepat, coba ada bisa jadi di Gilas,” ungkap Asdar Kamis 30 Juni.
Senada yang disampaikan Taufik Akbar, selaku pengguna jalan menceritakan, pernah melintas di tiga titik itu. Adanya material di jalanan disebabkan longsor yang menutup sebagian bahu jalan.
“Beruntung, ada inisiatif warga setempat membantu mendorong kendaraan saya sehingga kami bisa melintas,” ujar Akbar.
Dari pantauan Radar Sulbar, tingginya curah hujan sejak masuk bulan Juni, wilayah Kabupaten Mamasa sering kali terjadi lonsor.
“Baru baru ini, rumah warga Desa Rantebulahan maupun milik pendeta Demianus di Desa Malatiro tertimbung longsor,” ujarnya.
Begitu pula jalan nasional antara Desa Bambang Buda Kecamatan Rantebulahan Timur sampai dengan Desa Sindaga Manik Kecamatan Tandukkalua, genangan air bercampur lumpur tampak membahayakan pengguna jalan.
Diharapkan semua pengguna jalan baik di siang hari maupun malam hari agar berhati hati melintas. Bukan hanya jalan licin atau berlubang yang di hindari, tetapi yang paling di jaga adalah tanah longsor.
Diketahui, sepanjang jalan nasional Mamuju Mamasa tersebut adalah tanah labil.
Warga meminta dinas terkait baik PUPR Provinsi Sulawesi Barat serta Kabupaten Mamasa maupun Balai yang saat ini melakukan pekerjaan jalan saat ini untuk tetap siap siaga alat beratnya, bila mana terjadi longsor di sepanjang jalan berstatus strategis nasional tersebut. (gun/mkb/)