Model Donasi Online Melalui Platform Penggalangan Dana, Studi kasus Kitabisa.com

  • Bagikan

Oleh Ridznanur Astaman dan Hendy Mustiko Aji (Departemen Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta)

RADARSULBAR–Penggalangan dana dirancang untuk mendanai proyek sosial melalui donasi dengan mengumpulkan dari individu melalui platform berbasis internet. Salah satu platform penggalangan dana yang populer untuk donasi di Indonesia adalah Kitabisa.com. Ini adalah platform yang didirikan untuk mengumpulkan dana dan donasi online. Kitabisa.com mendapat sambutan positif dari masyarakat karena konsepnya yang sesuai dengan budaya di Indonesia yang bersifat kolektif dan komunal, suka gotong royong dan juga memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi.

Menyikapi fenomena pandemi COVID-19, Kitabisa.com fokus pada strategi komunikasi melalui pemanfaatan media sosial dengan mengunggah konten yang berisi format storytelling dan video. Kitabisa.com memiliki kampanye yang masing-masing kampanye disajikan di halamannya sendiri dan memungkinkan penggalangan dana untuk mengiklankan kampanye mereka menggunakan berbagai media seperti storytelling kampanye, gambar dan video terkait kampanye yang sering terlihat di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan TikTok.

Lalu, apakah storytelling ini bisa mendorong masyarakat Indonesia untuk berdonasi di platform Kitabisa.com?

Faktor signifikan yang mendorong popularitas masyarakat Indonesia untuk berdonasi di Kitabisa.com perlu diteliti dengan mengkaji kembali hubungan antara empati dan persepsi kredibilitas terhadap niat berdonasi masyarakat Indonesia. Ada lima variabel utama yang diteliti, yaitu kualitas platform, storytelling, empati, persepsi kredibilitas, dan niat donasi.

Dari lima variabel yang disebutkan, semuanya ditemukan memiliki dampak positif dalam mempengaruhi orang untuk memiliki niat dalam berdonasi di Kitabisa.com, tetapi tidak dengan empati. Hal ini menunjukkan bahwa empati sebenarnya dapat membuat mereka memahami dan membayangkan perasaan dan emosi orang lain melalui iklan storytelling yang ditampilkan. Namun, hal tersebut tidak mendorong mereka untuk memiliki niat berdonasi.(*)

  • Bagikan