MAMUJU, RADARSULBAR — Masa remaja merupakan peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa yang melibatkan perubahan berbagai aspek seperti biologis, psikologis, dan sosial-budaya.
WHO mendefinisikan remaja sebagai perkembangan dari saat timbulnya tanda seks sekunder hingga tercapainya maturasi seksual dan reproduksi, suatu proses pencapaian mental dan identitas dewasa, serta peralihan dari ketergantungan sosioekonomi menjadi mandiri.
“Secara biologis, saat seorang anak mengalami pubertas dianggap sebagai indikator awal masa remaja,” ujar Kepala BKKBN Sulbar Nuryamin, di acara Apresiasi Duta Genre dan Ajang Kreativitas Genre (Adujak) tingkat Sulbar di Wisma Malaqbi Mamuju, Senin 20 Juni 2022.
Menurut WHO, lanjut Nuryamin, masa remaja terjadi dalam rentang usia 10-19 tahun, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja merupakan penduduk yang berusia 10-18 tahun, serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik, jumlah remaja umur 10-24 tahun sangat besar, terdapat sekitar 67 juta atau 24,9 persen dari jumlah penduduk Indonesia Sebanyak 270 juta.
Disamping jumlahnya yang besar, remaja juga mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami remaja. Masalah yang menonjol dikalangan remaja misalnya masalah seksualitas (kehamilan tak diinginkan, aborsi), pernikahan anak, terinfeksi penyakit menular seksual, HIV dan AIDS, penyalahgunaan Napza, dan sebagainya.
“Anak-anakku, kalian jangan mau mencoba hal aneh-aneh, seperti narkoba dan seks bebas. Karena itu akan sangat merugikan bagi kalian,” ujarnya.
Dijelaskan bahwa, awal tahun 2020, BKKBN hadir dengan cara-cara baru yang selalu relevan dengan kelompok sasaran generasi yang selalu dinamis dan berubah sesuai dinamika zaman.
Salah satu target group BKKBN saat ini adalah para Milenial dan Generasi Z diiringi dengan pendekatan, strategi, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang selalu relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup generasi Milenial dan Generasi Z.
“Sebagai upaya dalam meningkatkan promosi dan pemahaman program GenRe, khususnya melalui pengembangan PIK Remaja sebagai sebuah wadah pelayanan informasi dan konseling, maka diperlukan figur motivator dari kalangan remaja. Figur motivator inilah yang akan menjadi wakil atau Duta GenRe,” paparnya.
Ia menambahkan, dengan adanya Duta GenRe, sosialisasi dan promosi program GenRe dilingkungan remaja akan lebih efektif karena komunikasi yang terjalin dilakukan dengan pendekatan dari, oleh dan untuk remaja sehingga menjadi ramah remaja.
“Disamping itu, dilingkungan remaja secara umum, icon Duta GenRe dirasa memberi nilai lebih dalam sosialisasi dan promosi program GenRe,” ujarnya.
Selain melalui Duta GenRe, salah satu media pengembangan kapasitas bagi para remaja Indonesia yang tergabung dalam PIK Remaja, diselenggarakan Juga Jambore Ajang Kreativitas GenRe yang bertujuan untuk memupuk kebersamaan, semangat para remaja serta sebagai wadah pertukaran informasi dan pengalaman tentang implementasi program GenRe. maka BKKBN Sulbar menyelanggerakan acara Adujak Tingkat Sulbar Tahun 2022.
Adujak merupakan acara tahunan yang rutin diselenggarakan oleh BKKBN, untuk saling mempertemukan remaja yang tergabung dalam PIK Remaja dan memilih figur pemuda usia 16-22 tahun yang akan menjadi role model dan spoke person BKKBN, dalam meningkatkan pemahaman remaja mengenai program generasi berencana, triad kesehatan reproduksi remaja (seksualitas, hiv/aids & napza).
“Selain itu, Adujak untuk memotivasi serta membimbing remaja untuk melewati lima transisi kehidupan remaja, mulai dari melanjutkan pendidikan, membangun karir, membina keluarga kecil bahagia sejahtera, menerapkan pola hidup sehat dan bersosialisasi kepada masyarakat,” jelasnya.
Sejak tahun 2010, BKKBN dan GenRe terus berkomitmen, meningkatkan kualitas remaja Indonesia, melalui kegiatan pemberdayaan dan Pemilihan Duta GenRe setiap tahunnya. Kegiatan ini telah banyak melahirkan remaja remaja yang tidak hanya mampu menjadi role model bagi teman sebayanya, tetapi juga menjadi remaja yang sukses dalam karir dan kehidupan.
“Adujak Indonesia Tahun 2022 merupakan upaya mendukung pelaksanaan nawacita dalam meningkatan kualitas SDM dan membentuk karakter bangsa melalui revolusi mental serta menjadi wadah bagi remaja untuk menyongsong Indonesia emas 2045. Mempersiapkan remaja dalam meningkatkan potensi dan life skill menuju bonus demografi, dan membantu pemerintah dalam meminimalisir Fenomena Stunting melalui kegiatan preventif,” tutupnya.
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama lima hari, yang dihadiri sebanyak 97 orang remaja. Terdiri dari Duta Genre enam Kabupaten se-Sulbar sebanyak 24 orang dan 73 orang dari unsur Pendamping, Pengurus Forum Genre Kabupaten, dan Pengurus PIK Remaja. (ian)