MAMUJU, RADAR SULBAR — Keterlibatan perempuan dalam pembangunan daerah dianggap masih minim, dari 575 desa dan 73 kelurahan di Sulbar, hanya 11 desa yang dipimpin oleh kepala desa perempuan.
Di Mamuju, ada dua desa yang dipimpin oleh kepala desa perempuan, yakni Desa Karampuang dan Desa Kalepu.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga (DP3AP2KB) Sulbar, Djamila mengatakan, dari jumlah tersebut dapat dilihat bahwa peran perempuan dalam pembangunan daerah, khususnya ditingkat desa masih sangat rendah. Menurutnya, keterwakilan perempuan dalam lembaga pemerintah sangat penting.
“Ini perlu didorong, agar kedepannya perempuan bisa terlibat dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintah desa, pembangunan desa, serta pemberdayaan masyarakat desa,” kata Djamila, Senin 6 Juni.
Sementara, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bappepan) Mamuju, Budianto Muin menjelaskan, ada beberapa indikasi yang menyebabkan perempuan tidak banyak mempengaruhi arah pembangunan dan kebijakan di desa untuk mencapai kesetaraan gender.
“Masih banyak perempuan yang tidak menyelesaikan pendidikan dasar selama sembilan tahun, masih banyak perempuan yang tidak mendapat akses untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, dan masih banyak angka pernikahan usia anak,” jelas Budianto.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Mamuju 2021-2026, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD menunjukkan indeks pemberdayaan gender memiliki nilai 58,96.
“Yang perlu dilakukan adalah, melakukan pendampingan kepada kelompok perempuan melalui upaya peningkatan kesadaran kritis, pengorganisasian, peningkatan kapasitas, dan penguatan advokasi ditingkat desa,” tandas Budianto. (r5/jaf)