POLEWALI, RADARSULBAR — Bak penampungan air minum PDAM Wai Tipalayo di Dusun Lendang Pulau Battoa Desa Tonyaman Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar disorot. Bak tersebut dibangun sejak tahun 2017 lalu tetapi hingga saat ini belum berfungsi. Padahal bangunan tersebut dimaksudkan untuk mengatasi krisis air bersih di Pulau Battoa.
Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Kabupaten Polewali Mandar Sarman Rahman mengindikasi proyek penampungan air bagi warga Pulau Battoa ini syarat aroma korupsi. Karena sejak dibangun 2017 lalu sampai sekarang belum juga beroperasi.
“Sangat disayangkan pembangunan proyek tersebut menghambur hamburkan uang negara ratusan juta rupiah. Tetapi bangunannya tidak berfungsi sebagaimana mestinya, ini ada indikasi dugaan korupsi dana proyek tersebut,” jelas Sarman Rahman, Kamis 16 Juni.
Ia berharap bangunan ini dapat diperbaiki untuk segera difungsikan karena masyarakat di Pulau Battoa sering kekurangan air bersih di musim kemarau. Lanjutnya, dalam waktu dekat ini akan membawa kasus dugaan korupsi ini ke aparat penegak hukum (APH) guna untuk melakukan pemeriksaan.
Kepala Dusun Lendang Desa Tonyaman Muh Ridwan mengatakan, masyarakat Pulau Battoa khususnya daerah Timorang dan Kapejang yang sangat menginginkan bangunan tersebut beroperasi. Melihat sumber air minum hanya mengandalkan air sumur. Apabila musim kemarau masyarakat antri di sumur untuk mengambil air minum.
“Tujuan di bangunnnya penampungan air tersebut diatas gunung guna bisa mengalir ke semua kampung yang ada di Pulau Battoa tapi nyatanya tak kunjung beroperasi,” tutur Muh Ridwan.
Terpisah, Pelaksana Tugas Direktur PDAM Wai Tipalayo Polman, Sukirman Saleh mengatakan, pihaknya sudah pernah meminta anggotanya untuk melihat bak penampungan tersebut dan mencari tahu masalahnya.
“Sudah saya perintahkan untuk melihat dan mencari apa masalahnya sehingga belum berfungsi,” jelas Sukirman yang juga Asisten Ekonomi Pembangunan Pemkab Polman ini.
Kepala UPT PDAM Binuang Fadly menjelaskan pihaknya sudah melihat kondisi bak penampungan tersebut dan masalahnya sudah ditemukan.
“Ini persoalan pada jaringan pipanya, bangunannya di bangun 2018 dan baru diserahkan oleh Satkernya di Provinsi Sulbar tahun 2021 lalu,” terangnya.
Lanjutnya, saat ini PDAM berupaya mengatasi masalah bak penampungan di Pulau Battoa tersebut. (*)