TOBADAK, RADAR SULBAR — Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora), Mamuju Tengah (Mateng), bakal menggelar Pekan Raya Lalla Tassisara, Jumat 3 Juni.
Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi Kreatif Disparpora Mateng, Dai Sofiah, menjelaskan, kegiatan tersebut akan melibatkan seluruh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan maksud mendukung pengembangan kewirausahaan daerah serta percepatan digitalisasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD).
“Jadi bukan sekedar wahana hiburan warga saja. Dalam sepekan para pelaku usaha kreatif, khususnya UMKM, diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menjual dan mempromosikan produk masing-masing,” kata Dai Sofiah, Rabu 1 Juni.
Tidak dipungkiri, lanjutnya, selama pandemi Covid-19, para pelaku UMKM telah mengalami keterpurukan. Semoga melalui kesempatan ini mereka bisa bangkit kembali.
Menurut Sofiah, Pekan Raya itu memiliki delapan tujuan, antara lain sebagai ajang hiburan, menjadikan ikon wisata, mendorong daya saing perekonomian daerah, meningkatkan produktivitas pada sektor perekonomian.
“Di acara ini juga akan disosialisasikan aplikasi QRIS (Quick Response Indonesian Standard, red). Aplikasi ini merupakan standar kode yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia,” jelasnya.
Beberapa pelaku usaha, sambungnya, sudah menggunaka aplikasi tersebut. Namun masih banyak yang belum mengenalinya sehingga dinilai penting untuk disosialisasikan.
Bahwa di era perkembangan teknologi saat ini aplikasi QRIS sudah menjadi kebutuhan para pelaku usaha. QRIS adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), dengan menggunakan QR code.
Melalui aplikasi ini, pembayaran bisa dilakukan dengan cepat dan mudah, karena hanya membutuhkan scan QR. Tidak perlu lagi membawa uang tunai, dan transaksi akan terlindungi. Sebab semua PJSP penyelenggara QRIS sudah pasti memiliki izin dan diawasi BI
QRIS sangatlah berpotensi meningkatkan penjualan dan branding. Pembayaran lebih kekinian dan praktis, karena hanya menggunakan satu QRIS. Juga mengurangi biaya pengelolaan kas, serta terhindar dari pembayaran uang palsu. Tidak perlu menyediakan uang kembalian. “Transaksi akan tercatat otomatis dan bisa dilihat setiap saat, dan masih banyak keuntungan lain,” katanya.
Menurut Sofiah, aplikasi tersebut sesungguhnya sudah diterapkan pemerintah pusat sejak 2012. Namun di daerah belum familiar apalagi UMKM. Olehnya melalui Pekan Raya Lallatassisara, QRIS akan diperkenalkan dengan harapan dapat membuka ruang bagi UMKM dalam mengembangkan usahanya.
“Langkah awal ini sekaligus akan menjadi ajang uji coba. Sebab setelah ini Pemkab Mateng akan mengevaluasi perkembangan disetiap pelaku usaha. Jika memungkinkan kegiatan tersebut akan menjadi agenda rutin,” katanya.
Titik kegiatan rencana dipusatkan di Kota Terpadu Mandiri (KTM) Tobadak, Desa Tobadak, Kecamatan Tobadak. Tempat tersebut sengaja dipilih untuk meminimalisir potensi kenakalan remaja. Sehubungan KTM kerap dijadikan titik kumpul anak remaja. (**)