Atap Tribun Formula E Ambruk, Politisi PDIP: Proyek Terkesan Dipaksakan

  • Bagikan
Tangkapan layar atap untuk panggung penonton kategori grandstand yang ambruk di Sirkuit Formula E Jakarta, Sabtu 28 Mei 2022.

JAKARTA, RADARSULBAR – Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth menilai pengerjaan proyek lintasan Formula E di Ancol yang terlalu dipaksa untuk mengejar target waktu penyelesaian menjadi penyebab ambruknya atap tribun penonton pada Jumat 27 Mei 2022.

Karenanya, menurut politisi PDI Perjuangan itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan harus mempertimbangkan segala bentuk apapun yang akan terjadi dalam event Formula E tersebut dan jangan dipaksa pengerjaanya hingga berakibat atap tribun yang roboh setelah diterjang angin kencang saat hujan badai melanda wilayah tersebut.

“Proyek ini terkesan dipaksakan, kontraktor juga terkesan mengerjakan asal akibat dikejar target. Karenanya harus dicek benar-benar persiapannya, jangan terburu-buru, dan karena ego sesaat serta kepentingan politik praktis malah memakan banyak korban,” terang Kenneth, Senin 30 Mei 2022.

Lebih lanjut, Kenneth menyarankan agar balap mobil listrik Formula E itu diundur pada akhir Oktober agar lancar dan persiapannya matang demi tidak ada lagi kejadian yang tidak diinginkan akibat infrastruktur yang belum 100 persen.

“Kalau bisa, lebih baik diundur sampai akhir Oktober untuk memperbaiki dan pengecekan seluruh infrastruktur di lintasan Formula E ini jadi lebih matang dan siap. Proyek ini digambarkan untuk jangka panjang, bukan untuk sekadar memperkenalkan Jakarta bahwa Indonesia memiliki lintasan Formula E,” ucap anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta itu.

Menurut Kenneth, pembangunan infrastruktur ini prematur, padahal sudah dialokasikan anggaran triliunan. Karenanya ia meminta pihak kepolisian untuk melakukan pemanggilan klarifikasi terhadap kontraktor terkait robohnya tribun penonton.

“Polisi harus berani memanggil kontraktornya, agar ada efek jera dan jangan sampai pada hari H kejadiannya terulang kembali serta menimbulkan banyak jatuh korban,” kata Kenneth.

Kenneth juga mengimbau jangan membandingkan lintasan Formula E di Ancol dengan Sirkuit Mandalika Lombok yang mempunyai waktu cukup untuk melakukan perbaikan jika menemukan adanya kerusakan di arena balap.

“Akhirnya sebelum hari H pembalap Moto GP dapat melakukan cek aspal, dan saat terjadi masalah masih ada waktu untuk evaluasi dan perbaikan infrastruktur. Tetapi Formula E ini waktu pelaksanaannya tinggal seminggu lagi, memang waktu cukup untuk bisa demikian? Belum lagi perbaikan tribun penonton yang roboh memerlukan waktu perbaikan tidak sedikit,” tuturnya.

Oleh karena itu, Kenneth meminta kepada panitia balap Formula E untuk bijak dalam melaksanakan ajang balap mobil listrik ini, jangan sampai membuat malu Indonesia di mata Internasional dan jangan membuat pagelaran dengan modal nekat tanpa perhitungan yang matang. (jpg)

  • Bagikan