JAKARTA – Komunitas Kami Pengajar, Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka, bersama Komunitas Sidina, menggelar Rembuk Komunitas bertemakan “Bergerak Bersama Berdaya Bersama”, Selasa, 24 Mei 2022.
Komunitas Kami Pengajar berfokus pada guru dengan jumlah anggota komunitas mencapai 29.762 yang terdiri dari Komunitas Kami Pengajar di 6 regional antaranya Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Bali & Nusa Tenggara, Maluku & Papua dan Komunitas Guru ASN PPPK.
Adapun Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka berfokus pada mahasiswa sebanyak 24.528 anggota. Untuk Komunitas Sidina, fokus pada orang tua dengan jumlah anggota 2.075 orang.
Diselenggarakannya Rembuk Komunitas itu dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2022, dengan tujuan memperkuat dan mendukung implementasi program Merdeka Belanjar.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menjelaskan, program Merdeka Belajar memiliki landasan demi terciptanya transformasi pendidikan Indonesia guna menghasilkan generasi Indonesia yang unggul.
Program tersebut bersumber dari pemikiran Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional, yang fokus pada asas kemerdekaan dalam menerapkan materi esensial dan fleksibel sesuai dengan minat, kebutuhan, serta karakteristik dari peserta didik.
Program itu dihadirkan agar seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan hak akan pendidikan berkualitas. Termasuk peran pendidik dengan merancang metode pembelajaran berbasis proyek untuk memacu kreativitas peserta didik.
“Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia harus dilakukan secara komprehensif, berkelanjutan, dan menyeluruh, serta tidak hanya fokus pada satu jenjang saja tetapi menyentuh semua peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, maupun orang tua. Kami percaya terobosan ini akan menciptakan lompatan perubahan yang signifikan dalam dunia pendidikan nasional,” ujar Menteri Nadiem.
Lanjut Menteri Nadiem, menilai Rembuk Komunitas dapat mempercepat transformasi kualitas pendidikan nasional menuju masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.
“Semangat gotong-royong ini harus terus dijaga dan semakin diperluas dengan melibatkan semua kalangan,” kata Menteri Nadiem.
Koordinator Reginal Bali Nusa Tenggara Komunitas Kami Pengajar, Lu Eka Yanthi menyebutkan, sekira 1000 perwakilan komunitas guru, mahasiswa, dan orang tua mengikuti Rembuk Komunitas tersebut. Berharap perwakilan tersebut turut aktif memberikan rekomendasi bagi Kemendikbudristek.
Dia pun berharap program Merdeka Belajar mendapatkan dukungan darj semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan. “Tanpa adanya semangat dan dukungan dari seluruh pihak terkait, program Merdeka Belajar akan menjadi hambar,” kata Eka.
Koordinator Nasional Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka, Rizal Maula, menuturkan, program Merdeka Belajar melalui Kampus Merdeka telah memberikan ruang yang luas bagi mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan. Apalagi
Progam tersebut lahir untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dalam bidang pendidikan.
“Kami mendukung misi besar tersebut dan berharap adanya program lanjutan,” kata Rizal.
Founder Komunitas Sidina Susi Sukaesih menambahkan program Merdeka Belajar menekankan peran penting orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anaknya.
“Merdeka Belajar menyasar pembentukan orang tua teladan dalam pendidikan yang layak dicontoh. Kami mendorong para orang tua untuk aktif terlibat dalam sosialisasi dan penerapan Merdeka Belajar,” pungkas Susi.(*)